Menu

Mode Gelap
Polisi Tetapkan 5 Tersangka Pengeroyokan di Gondang Wetan Pasuruan, Seluruhnya Pelajar Warga 4 Desa Bergotong Royong Bangun Akses Baru di Senduro Lumajang Jembatan Beton Rp3,5 Miliar Gantikan Jembatan Bambu yang Ambruk Kreatif! Warga Kota Probolinggo Sulap Sayuran jadi Es Krim Favorit Bocil Tragis! Emak-emak Terlindas Truk di Jalur Pantura usai Antar Anak Bekerja Jelang Musim Hujan, 7 Wilayah KAI Daops 9 Jember Rawan Terdampak Bencana Alam

Nasional · 13 Des 2017 11:55 WIB

Tuai Polemik, Tim Gabungan Tarik Peredaran Buku IPS Di Kota Probolinggo


					Isi buku mata pelajaran IPS yang tuai kontroversi di Kota Probolinggo. Perbesar

Isi buku mata pelajaran IPS yang tuai kontroversi di Kota Probolinggo.

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Kabar peredaran buku mata pelajaran IPS kelas enam SD sederajat, yang berisi tulisan Jerusalem sebagai ibukota Israel di Kota Probolinggo, membuat Tim gabungan bergerak cepat, dengan inspeski mendadak (sidak) ke sejumlah sekolah, Rabu (13/12/2017) siang.

Tim gabungan dari Polresta Probolinggo, Majelis Ulama Indoesia (MUI), Kementerian Agama dan Dinas Pendidikan Kota Probolinggo ini bergerilya mencari buku mata pelajaran (Mapel) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kontroversial itu. Hasilnya, dua sekolah diketahui telah menerapkan nuku yang dikeluarkan oleh penerbit Yudhistira itu.

Dua sekolah yang menggunakan buku cetakan tahun 2016 itu adalah SDN Sukabumi 6 dan MI Hidayatullah. Dalam buku itu, Jerusalem ditulis sebagai ibukota Israel, sementara ibukota negara Palestina dikosongkan. Tak ingin terus menuai polemik, petugas memutuskan untuk menarik peredaran buku tersebut.

“Dugaan kami, buku ini sudah terjual lebih dari 1.000 eksemplar di SD/MI se Kota Probolinggo. Untuk sementara kami tarik, selanjutnya penarikan buku akan dilakukan secara bertahap,” papar Kapolresta Probolinggo, AKBP. Alfian Nurrizal, yang memimpin sidak.

Sementara pihak penerbit berjanji akan segera melakukan penarikan menyeluruh terhadap buku yang terlanjur menyebar, meski batas waktunya belum ditentukan. Selain itu, penerbit akan melakukan revisi agar tidak menyebabkan polemik berkepanjangan di masyarakat.

“Kami masih akan berkoordinasi dengan tim Yudishtira. Sebab selain di Kota Probolinggo, distribusi buku tersebut juga merata dilakukan di seluruh Indonesia,” kata Kepala Pemasaran Penerbit Yudhistira, Iwan Setiawan. (din/arf).

Artikel ini telah dibaca 19 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Demi Kedaulatan dan Kepentingan Rakyat, PKB Dukung RUU Pengelolaan Ruang Udara

18 September 2025 - 09:21 WIB

Tak Hanya Belanja, Gubernur Khofifah Bagikan Sembako untuk Pedagang Pasar

17 September 2025 - 16:52 WIB

Pemprov Jatim Gelar Pasar Murah di Jember, Harga Jual Sembako Dibawah HET

13 September 2025 - 20:44 WIB

Bupati Probolinggo Ucapkan Selamat ke Menkeu, Berharap Sinergi Pusat dan Daerah untuk Infrastruktur Kian Kuat

9 September 2025 - 13:07 WIB

Tersandung Kasus Pengadaan Laptop, Eks Mendikbudristek Nadiem Makarim jadi Tersangka

5 September 2025 - 16:51 WIB

Kongres Persatuan PWI 2025 Tuntas, Menteri Komdigi Dorong Pertumbuhan Jurnalisme Berkualitas

4 September 2025 - 07:18 WIB

Penuhi Tuntutan Pendemo, DPR Segera Bahas RUU Perampasan Aset

4 September 2025 - 06:32 WIB

Waspada! Angin Kencang Landa Wilayah Jawa Timur 2-4 September 2025

3 September 2025 - 17:33 WIB

Sebar Provokasi di Grup WhatsApp, Warga Kota Pasuruan Diamankan Polisi

3 September 2025 - 15:06 WIB

Trending di Hukum & Kriminal