Menu

Mode Gelap
Diawali Cek-cok, Pasutri di Tiris Probolinggo Dibacok Tetangga Penerbangan Jember–Jakarta Terwujud, Gus Fawait: Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi Klaim Salah Sasaran, Korban Pembacokan Minta Keadilan ke Polres Probolinggo Kota Akhirnya, Penerbangan Perdana Jember – Jakarta Resmi Terwujud Minim Fasilitas, Pebalap Jember Sambut Baik Rencana Pembangunan Sirkuit di Kawasan Stadion JSG Petaka Dinihari, Api Lalap Gedung SMKN 1 Winongan Pasuruan

Lingkungan · 7 Agu 2017 05:20 WIB

Cuaca Buruk, Nelayan Probolinggo Menganggur


					Cuaca Buruk, Nelayan Probolinggo Menganggur Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Cuaca buruk berupa angin kencang dan gelombang tinggi melanda perairan Pantai Utara (Pantura) Probolinggo, sejak sepekan terakhir. Kondisi ini membuat nelayan enggan melaut, karena takut kapal motor penangkap ikan oleng.

 

 

Sanemo, salah satu nelayan menuturkan bahwa ombak di perairan utara Probolinggo atau Selat Madura saat ini mencapai 3 meter lebih disertai angin kencang. Praktis, kapal motor nelayan terombang ambing jika berlayar ke ke tengah.

 

 

“Gak berani mas, cuacanya terlalu ekstrem. Ya mau gak mau kita libur melaut, gak punya mata pencaharian sekarang,” tutur nelayan asal Kelurahan/Kecamatan Mayangan ini, Senin (7/8/2017).

 

 

Menurut Sanemo, jika nekad melaut ia dan nelayan lain tidak hanya terancam keselamatan namun juga akan rugi. Pasalnya, biaya operasional tidak menutupi hasil tangkapan ikan. Satu kapal motor dengan 5 nelayan, membutuhkan sedikitnya Rp. 2 juta.

 

 

“Sekali melaut habis 2 jutaan, untuk biaya makan dan bahan bakar. Hasil tangkapan ikan gak sampai segitu. Ya lama-lama bangkrut kalau gini terus,” tambahnya.

 

 

Data dari Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (UPT P2SKP) Probolinggo, tinggi gelombang perairan utara saat ini berkisar 0,3 hingga 5 meter, dengan kecepatan angin mencapai 50 Knot.

 

 

“Sebenarnya masih dalam kategori aman untuk berlayar, tetapi bagi kapal motor nelayan sangat riskan. Himbauan kita, sebaiknya nelayan mencari ikan di perairan dangkal demi keselamatan,” tandas Kiki Wibowo, Petugas UPT P2SKP saat ditemui di kantornya. (guf/ela). 

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru

17 September 2025 - 20:06 WIB

Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September

17 September 2025 - 19:52 WIB

Kemarau Basah Picu Risiko Banjir Lahar Semeru, Enam Kecamatan Masuk Zona Rawan

17 September 2025 - 16:25 WIB

Mekarnya Tabebuya di Embong Kembar, Ketika Lumajang Menyulap Diri Jadi Negeri Sakura

12 September 2025 - 13:06 WIB

Longsor Tutup Jalur Lumajang-Malang, Sistem Buka-Tutup Diberlakukan

10 September 2025 - 11:42 WIB

Perkuat Jalur Gumitir, Pemasangan Beronjong di Tikungan Khokap Dikebut

27 Agustus 2025 - 03:35 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Ingatkan Hindari Kawasan Rawan Longsor dan Banjir

21 Agustus 2025 - 20:20 WIB

TRC dan Loader Dikerahkan, BPBD Lumajang Buka Akses Jalan Tertimbun Longsor

20 Agustus 2025 - 14:16 WIB

Jelang Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Warga Protes Kerusakan Hutan di Kawasan Proyek Tol Probowangi

16 Agustus 2025 - 19:55 WIB

Trending di Lingkungan