Menu

Mode Gelap
Pekerja Migran asal Ranuagung Meninggal di Malaysia, Pemkab Probolinggo Fasilitasi Pemulangan Jenazah Innalillahi! Mr. X Ditemukan Membusuk di Jalur Pendakian Gunung Arjuno Top! Jember Marching Band Sabet 5 Emas di Kejuaraan Dunia Malaysia Kala Khofifah Turun Ke Sungai Legundi Probolinggo, Bersihkan Sampah Bersama Warga Finis di Posisi Tiga, Jember Raih 11 Medali di MTQ XXXI Jawa Timur Polisi Tetapkan 5 Tersangka Pengeroyokan di Gondang Wetan Pasuruan, Seluruhnya Pelajar

Ekonomi · 25 Jul 2017 06:33 WIB

Harga Garam Selangit, Produsen Ikan Asin Probolinggo Menjerit


					Proses pengeringan ikan asin yang dilakukan pekerja di Home Industri milik Hj. Khoiriyah, Sumberanyar Paiton Probolinggo Perbesar

Proses pengeringan ikan asin yang dilakukan pekerja di Home Industri milik Hj. Khoiriyah, Sumberanyar Paiton Probolinggo

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Kelangkaan garam sejak beberapa pekan terakhir, berdampak kepada pemilik usaha pengasinan ikan di Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Sejumlah produsen ikan asin rugi, karena hasil produksi tidak mampu menutupi biaya operasional.

 

Seperti yang diakui Hj. Khoiriyah, pemilik usaha pengasinan ikan asin di Desa Sumberanyar Kecamatan Paiton. Stok garam yang menghilang di pasaran maupun ditingkat petani, membuat proses pengasinan ikan tersendat.

 

Jika pun menemukan garam, harganya naik dua kali lipat dari Rp.2.000 menjadi Rp.4.000 per kilo gram. Padahal garam merupakan bahan utama dalam bisnis ikan asin, sehingga sangat menentukan kelangsungan produksi ikan asin.

 

“Dalam 1 ton ikan, saya membutuhkan sedikitnya 5 kwintal garam untuk melakukan proses pengasinan. Tapi saat ini kesulitan mendapatkan garam, kalaupun ada harganya mahal” keluh Hj. Khoiriyah kepada PANTURA7.com, Selasa (25/7/2107).

 

Wanita berusia 50 tahun ini menambahkan, sebagai solusi sementara ia memangkas produksi ikan asin dari biasanya 1 ton menjadi maksimal hanya 3 kwintal per hari. Ikan – ikan yang diasinkan, utamanya adalah ikan kecil seperti teri, laying, petek,, dan jambal.

 

Ironisnya, ditengah lonjakan harga garam, harga jual ikan asin justru tidak mengalami kenaikan signifikan. “Ya sebenarnya rugi mas, biaya produksi tidak sebanding dengan hasilnnya. Tapi ya bingung, mau tutup usaha kasihan pekerja” terang Hj. Khoiriyah.

 

Usaha yang telah dirintis sejak lima tahun lalu ini, kini memperkerjakan sebanyak 10 orang perempuan, yang mayoritas tetangganya sendiri. Sementara hasil pengasinan, biasanya dikirim ke sejumlah daerah di Jawa Timur, seperti Banyuwangi, Pasuruan, Malang, Surabaya, hingga Kediri.

 

“Harapannya, pemerintah bertindak cepat mencari solusi persediaan dan harga garam. Kalau gini terus, kita bisa bangkrut” harap Hj. Khoiriyah. (em/ela).

 

Artikel ini telah dibaca 189 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Kreatif! Warga Kota Probolinggo Sulap Sayuran jadi Es Krim Favorit Bocil

20 September 2025 - 12:08 WIB

Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing

18 September 2025 - 17:22 WIB

Cold Storage dan D’Ozone, Senjata Baru Lumajang Jaga Mutu dan Harga

18 September 2025 - 16:33 WIB

Pasokan Berkurang, Harga Daging Ayam Potong di Probolinggo Tembus Rp40 Ribu/Kg

18 September 2025 - 14:58 WIB

Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli

17 September 2025 - 20:39 WIB

Berkah MTQ XXXI Jatim, Ekonomi UMKM di Jember Ikut Tumbuh

17 September 2025 - 19:24 WIB

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Trending di Ekonomi