Menu

Mode Gelap
Serapan Gabah Lampau Target Nasional, Pemkab Jember Bagikan Beras kepada Warga Pra Sejahtera Beringas! Maling Gasak 2 Motor milik Jamaah Masjid di Kota Probolinggo Ada Festival Nusantara 2025 di Jember, Perkuat Branding Surga Kopi dan Tembakau Sehari, Polres Probolinggo Kota Tangkap 5 Orang Pengedar Sabu Sound Horeg, Kapolres Lumajang: Penyelidikan Akustik Belum Ada Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

Budaya · 24 Jul 2017 07:57 WIB

Anak-Anak Lereng Bromo Lestarikan Permainan Tradisional Dengan Dolanan Tengger


					Ratusan anak-anak gelar donalan tengger di Puncak Seruni Poin Ngadisar Sukapura, Minggu (23/7/17) Perbesar

Ratusan anak-anak gelar donalan tengger di Puncak Seruni Poin Ngadisar Sukapura, Minggu (23/7/17)

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Masih ingatkah Anda dengan mainan anak loncat tali, congklak atau bola bekel??  Ya jenis mainan tradisional ini sudah menghilang tergerus zaman, berganti jenis mainan modern seperti gadged, playstation, dan mainan termutakhir lainnya.

 

Namun saat peringatan hari anak nasional 23 Juli, anak-anak suku Tengger di lereng Gunung Bromo Kabupaten Probolinggo Jawa Timur, kembali memainkannya, yang diselingi dengan lomba menari dan mewarnai, di Puncak Seruni Poin Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura, Minggu (23/07/2017).

 

“Saya senang, sebelumnya tidak pernah main kayak gini. Susah juga, tapi asyik bisa kumpul sama teman-teman” tukas Antoni, salah satu anak Suku Tengger usai turun dari panggung arena permaianan kepada PANTURA7.com

 

Sementara Sinta, orang tua salah satu anak suku tengger mengamini jika permainan ini sudah jarang ditemui di kampungnya. Mayoritas anak tengger saat ini lebih gemar bermain gadget dan permainan modern daripada berkumpul dengan temannya, sembari bermain tali loncat atau congklak.

 

“Permainan tradisional sebenarnya lebih bagus, lebih hemat dan anak – anak dapat berkumpul sama teman kampungnya. Waktu kecilku yang main ini mas, tapi bagi anak-anak sekarang sudah ga laku” terang ibu muda ini.

 

Terdapat sedikitnya 250 anak se-Kecamatan Sukapura ambil bagian dalam festival permaian anak yang disebut donalan tengger ini. Permainan tradisional tidak bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan motorik anak, namun juga membantu pelestarian adat dan budaya.

 

“Sengaja dalam perayaan Hari Nasional Anak, kami gelar dolanan tengger, lomba tari dan mewarnai. Harapannya dengan metode bermain seperti ini, perkembangan anak lebih baik disamping melestariakn budaya” cetus Yulius Christian di lokasi. (zul/ela).

 

Artikel ini telah dibaca 378 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Serapan Gabah Lampau Target Nasional, Pemkab Jember Bagikan Beras kepada Warga Pra Sejahtera

18 Juli 2025 - 08:04 WIB

Sound Horeg, Kapolres Lumajang: Penyelidikan Akustik Belum Ada

17 Juli 2025 - 18:01 WIB

Ricuh Soal Barcode Pasir, Truk-Truk Pasir Dihentikan Paksa di Lumajang

17 Juli 2025 - 16:38 WIB

Sae Law Care Segera Evaluasi Perwakilannya sebagai Humas Satgas Miras Kabupaten Probolinggo

17 Juli 2025 - 16:08 WIB

Revitalisasi Pasar Besar Pasuruan Tahap II Dimulai Tahun Ini, Anggaran Capai Rp6,4 Miliar

17 Juli 2025 - 15:38 WIB

Soal Sound Horeg, MUI Lumajang Serukan Kesatuan Sikap atas Fatwa Nasional dan Menunggu Instruksi Gubernur Jatim

17 Juli 2025 - 15:17 WIB

Dinilai jadi Biang Kegaduhan, Aliansi Desak Humas Satgas Miras Kabupaten Probolinggo Dicopot

17 Juli 2025 - 14:49 WIB

Miris! SDN Warujinggo 2 Probolinggo 2 Tahun Gagal Dapatkan Siswa Baru

17 Juli 2025 - 09:29 WIB

Dorong Peran Perempuan untuk Pembangunan Daerah, Kohati HMI Jember Luncurkan ‘PENA KOHATI’

16 Juli 2025 - 13:18 WIB

Trending di Sosial