Menu

Mode Gelap
Tahun ini, Pemkab Probolinggo Dirikan 129 Desa Mandiri Sebanyak 204 Bangunan Ponpes di Lumajang Belum Kantongi Izin PBG Akibat Bakar Sampah, Rumah di Talkandang Probolinggo Ludes Terbakar Gerbong Mutasi Dimulai, Bupati Probolinggo Geser 130 Pejabat Eselon III dan IV Petahunan Menuju Desa Bersinar 2025, DPRD Lumajang Dorong Replikasi Program P4GN Pinjam Uang Tak Diberi, Cucu di Pasuruan Habisi Nenek Sendiri dan Dibuang ke Sumur

Pemerintahan · 30 Nov 2018 03:44 WIB

Jembatan Alternatif Ambrol, Pembangunan Jembatan Utama Dikebut


					Jembatan Alternatif Ambrol, Pembangunan Jembatan Utama Dikebut Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Ambrolnya jembatan darurat di Desa Patalan, Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Probolinggo, membuat Pemerintah Daerah (Pemkab) setempat bertindak cepat. Melalui Dinas Pekejaan Umum (PU) dan Cipta Karya, Pemkab akan mengoptimalkan pembangunan jembatan utama dalam jangka sepekan kedepan.

Kepala Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Probolinggo, Prijono kepada PANTURA7.com, Jumat (30/11/2018) menjelaskan, jembatan yang ambrol adalah jembatan darurat yang dibangun sementara karena jembatan tengah dibangun. Jembatan darurat ini letaknya tepat disamping jembatan utama.

“Jembatan utama kan tengah proses bangun, saat ini masih proses pengeringan pondasi. Seminggu kedepan akan ditarget selesai tapi hanya untuk kendaraan motor roda dua, sedangkan kendaraan roda empat tunggu dua puluh satu hari kedepan,” terang Prijono via jaringan seluler.

Lanjut Prijono, jembatan yang dimulai pembangunannya sejak Juli 2018 lalu akan diupayakan segera selesai. Pemkab sendiri belum ada rencana membuat kembali jembatan darurat, sebagai jembatan pengganti dari jembatan yang roboh sebelumnya.

“Kita kebut sehingga jembatan utama itu bisa segera bisa dipakai. Jadi tidak perlu membuat jembatan darurat lagi,” Prijono menutup pembicaraan.

Diketahui, jembatan penghubung sementara antara Kecamatan Wonomerto dan Kecamatan Kuripan ambrol, pada Rabu (28/11/2018) sore. Jembatan berbahan bambu diatas aliran Sungai Paser itu ambrol karena tak kuat menahan arus sungai, yang merupakan campuran air sungai dengan material lahar hujan Gunung Bromo dan pepohonan.

Akibat jembatan ambrol, tak hanya warga Desa Patalan saja yang kesulitan. Warga yang tinggal di 6 desa juga terkena imbasnya. Aktivitas mereka terganggu lantaran tidak ada akses terdekat yang bisa dilalui. Bahkan untuk sampai ke kecamatan seberang, warga memutar hingga 10 kilometer. (*)

 

 

Penulis : Rahmad Soleh

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Tahun ini, Pemkab Probolinggo Dirikan 129 Desa Mandiri

6 Oktober 2025 - 18:19 WIB

Sebanyak 204 Bangunan Ponpes di Lumajang Belum Kantongi Izin PBG

6 Oktober 2025 - 17:08 WIB

Gerbong Mutasi Dimulai, Bupati Probolinggo Geser 130 Pejabat Eselon III dan IV

6 Oktober 2025 - 16:07 WIB

Petahunan Menuju Desa Bersinar 2025, DPRD Lumajang Dorong Replikasi Program P4GN

6 Oktober 2025 - 15:13 WIB

Bupati Lumajang dan TNI Serahkan Bantuan Kepada Mbok Imuk Warga Kecamatan Guculialit

6 Oktober 2025 - 13:13 WIB

Waspada! ini 5 Ciri Rokok Ilegal yang Perlu Diketahui Masyarakat

6 Oktober 2025 - 09:59 WIB

Pemuda Lumajang Ubah Limbah Makanan MBG Jadi Eco Enzyme, Pupuk, dan Pakan Magot

5 Oktober 2025 - 15:10 WIB

Gerakan Sosial, NU Santuni Anak Penderita Sindromproteus di Besuk Probolinggo

5 Oktober 2025 - 14:42 WIB

Pemdes Tempeh Tengah Ajak Warga Bantu Santri Keracunan HCL

5 Oktober 2025 - 13:47 WIB

Trending di Sosial