Menu

Mode Gelap
Jalur Gumitir Ditutup Dua Bulan, Ini Rute Jalur Pengganti Jember-Banyuwangi Pemprov Jatim Salurkan Bantuan Sosial Rp1,6 Miliar di Kota Pasuruan Kekerasan terhadap Anak di Pasuruan Masih Marak, Dukungan Psikologis Harus Diperkuat Cegah Praktik Pengoplosan, Polres Jember Perketat Pengawasan Beras Pemuda Jatiurip Probolinggo Ditemukan Meninggal di Bawah Kolong Irigasi, ini Penyebab Kematiannya Dua Pegawai BPRD Lumajang Dipecat Gara-gara Jual Kartu e-Pajak Pasir

Lingkungan · 5 Nov 2018 08:12 WIB

Kemarau Panjang, Warga Bima Krisis Air Bersih


					Kemarau Panjang, Warga Bima Krisis Air Bersih Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Musim kemarau berkepanjangan membuat sejumlah warga di Kabupaten Probolinggo mulai dilanda krisis air bersih. Salah satunya adalah warga masyarakat yang bermukim di Dusun Jellun, Desa Bima, Kecamatan Pakuniran.

Berdasarkan pantauan PANTURA7.com, krisis air bersih terjadi setelah sungai yang berhulu di kaki pegunungan Argopuro kering kerontang. Akibatnya, tak hanya sawah ladang yang tak teraliri air, namun kebutuhan air untuk kebutuhan sehari-hari juga tersendat.

“Untuk bercocok tanam sudah gak bisa, nanti warga disini akan kembali menanami sawah jika sudah turun hujan. Saat ini kami kesulitan air, sungai kering mas,” ujar salah satu warga setempat, Saiful Anwar (27).

Untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, lanjut pria yang menjadi tenaga pendidik ini, warga mengambil air dari sumur atau sumber mata air lain. Selain itu, warga membuat wadah penampungan air yang dipersiapkan saat aliran air masih normal.

“Sementara agar tidak kekurangan air, kami memaksimalkan sumber air yang dibuat oleh warga, seperti penampungan dan sumber mata air buatan. Jadi warga disini ngambil air bersih dari situ, tapi ya sekarang terus mengecil (debit airnya, red),” ungkap dia.

Sementara, Kepala Desa Bima, Irham, saat dikonfirmasi membenarkan bahwa saat ini ada beberapa dusun di desanya yang kesulitan air. Kondisi ini membuat warganya hemat air, dengan hanya memanfaatkan air untuk minum dan memasak.

“Beberapa sumur disini mulai kering. Kalaupun ada, itu cukup untuk air minum saja. Sedangkan kalau untuk dibuat mandi, sudah sangat kesulitan,” terang Irham.

Untuk menyiasati hal itu, pihak desa berencana mengambil dari desa lain yang pasokan airnya masih normal, demi memenuhi kebutuhan air bersih warga. “Rencananya kami akan mengambil air menggunakan jeriken dari daerah lain, agar masyarakat tidak kekurangan air,” tandasnya. (*)

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies
Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Jalur Gumitir Ditutup Dua Bulan, Ini Rute Jalur Pengganti Jember-Banyuwangi

23 Juli 2025 - 22:06 WIB

MUI Desak Wali Kota Probolinggo Berani Perangi Miras, LGBT dan Sound Horeg

22 Juli 2025 - 12:43 WIB

Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup Sementara, 17-26 Agustus

18 Juli 2025 - 14:12 WIB

Ada Festival Nusantara 2025 di Jember, Perkuat Branding Surga Kopi dan Tembakau

17 Juli 2025 - 19:17 WIB

Revitalisasi Pasar Besar Pasuruan Tahap II Dimulai Tahun Ini, Anggaran Capai Rp6,4 Miliar

17 Juli 2025 - 15:38 WIB

Masih Bingung Tiket Kereta Api untuk Anak? Begini Aturannya

17 Juli 2025 - 11:24 WIB

Dari Hulu ke Hilir: Menyusun Ekosistem Mitigasi di Tengah Perubahan Iklim

16 Juli 2025 - 12:26 WIB

Pedang Pora Sambut Kedatangan AKBP M. Wahyudin Latif di Polres Probolinggo

14 Juli 2025 - 16:40 WIB

PCNU Lumajang Tegaskan Sebagai Mitra Kritis dan Konstruktif Pemerintah

13 Juli 2025 - 18:02 WIB

Trending di Regional