Lumajang, – Pemerintah Kabupaten Lumajang sedang mempersiapkan relokasi bagi penyintas erupsi Gunung Semeru.
Bupati Lumajang, Indah Amperawati menjelaskan, penentuan bakal lokasi masih menunggu keputusan dari kepala desa setempat, sesuai permintaan warga.
“Sementara lokasi ditetapkan di Piket Nol yang masuk zona hijau. Namun, di area ini terdapat dua wilayah yakni, zona tidak aman dan zona hijau yang masih termasuk wilayah Desa Supiturang. Kami masih menunggu keputusan kepala desa karena warga menginginkan relokasi di Desa Oro-Oro Ombo,” kata Indah, Rabu (10/12/2025).
Dari total 250 kepala keluarga yang terdampak, sekitar 100 kepala keluarga (KK) telah menerima hunian tetap (huntap). Bupati menambahkan, jika pemerintah pusat menyediakan fasilitas tambahan, huntap yang ada akan dipindahkan agar dapat ditempati secara optimal.
“Percuma jika hunian dibangun tetapi tidak ditempati. Kami memahami bahwa jarak hunian dari mata pencaharian warga harus diperhitungkan agar kehidupan ekonomi mereka tetap berjalan,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, suasana dramatis tersaji di Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, saat warga bersama anggota TNI berjuang mengevakuasi ternak mereka dari ancaman banjir lahar Gunung Semeru.
Di tengah aliran banjir yang deras dan membawa material vulkanik, puluhan warga terlihat menerjang air sambil menuntun kambing dan sapi keluar dari kandang yang sudah tak lagi aman.
Banjir lahar yang menghantam desa tersebut tidak hanya merusak belasan rumah, tetapi juga menelan korban ternak. Sedikitnya lima ekor kambing dilaporkan mati tertimbun material. Sementara ratusan hewan lain terjebak di kandang dan harus segera dipindahkan sebelum banjir semakin membesar.
Warga dibantu oleh personel TNI, bekerja cepat mengevakuasi ternak. Mereka harus menyeberangi aliran banjir yang membawa pasir dan batu, sembari memastikan hewan-hewan itu tidak panik atau terjatuh. (*)












