Probolinggo,- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Probolinggo terus mematangkan sejumlah persiapan menjelang pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) IV.
Rapat final persiapan tersebut digelar di kantor MUI Kabupaten Probolinggo, lantai 1 Gedung Islamic Centre (GIC) Kraksaan, Rabu (3/12/25).
Ketua Steering Committee (SC) Musda IV, Yasin, mengatakan bahwa Musda akan dilaksanakan pada Sabtu (6/12/26), bertempat di Auditorium Madakaripura, lantau lima kompleks kantor Bupati Probolinggo.
Acara tersebut rencananya akan dihadiri sekitar 120 peserta dari berbagai unsur MUI dan tokoh masyarakat.
“Pesertanya terdiri dari ketua dan sekretaris MUI kecamatan se-Kabupaten Probolinggo yang berjumlah 24 kecamatan. Selain itu, pengurus MUI periode 2020–2025, perwakilan MUI Jawa Timur, serta undangan tokoh masyarakat baik dari unsur ormas maupun pondok pesantren juga akan hadir,” kata Yasin, Rabu (3/12/25).
Dengan mengusung tema ‘Meneguhkan Peran Ulama untuk Mewujudkan Probolinggo Sejahtera, Amanah Religius, dan Eksis Berdaya Saing (SAE)’ Musda IV akan menjadi momentum penting dalam menentukan arah gerak organisasi untuk lima tahun ke depan.
Salah satu agenda besar yang menyita perhatian dalam Musda tersebut adalah pemilihan Ketua Umum MUI Kabupaten Probolinggo periode 2025–2030.
Yasin menjelaskan, proses pemilihan ketua mengacu pada Peraturan Organisasi (PO) Nomor 01/PO-MUI/VI/2025 tentang Pedoman Pemilihan Pengurus MUI. Dalam aturan tersebut ditegaskan bahwa ketua umum dipilih melalui tim formatur. Sehingga, tidak ada proses pencalonan sebelumnya.
“Berdasarkan Peraturan Organisasi Pasal 1, pemilihannya dilakukan dengan asas musyawarah mufakat melalui formatur,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa komposisi tim formatur juga sudah diatur dalam PO, tepatnya Pasal 3 ayat 3. Total terdapat 13 formatur dari berbagai unsur.
Di dalamnya mencakup unsur demisioner yang terdiri dari ketua umum, sekretaris umum, dan bendahara umum, serta ketua dewan pertimbangan demisioner MUI. Selain itu, terdapat empat perwakilan dari kecamatan yang dipilih melalui forum Musda.
“Empat perwakilan kecamatan bisa ditentukan melalui kesepakatan, misalnya mewakili wilayah timur, tengah, selatan, dan barat Probolinggo,” imbuh Yasin yang juga menjabat sebagai Sekretaris MUI Kabupaten Probolinggo.
Sementara lima formatur lainnya merupakan perwakilan tokoh masyarakat dari ormas maupun pondok pesantren. Keterlibatan unsur–unsur tersebut diharapkan dapat melahirkan susunan kepengurusan yang lebih akomodatif dan responsif terhadap kebutuhan ummat.
“Semoga gelaran nanti bisa berjalan lancar, dan yang terpilih bisa membawa dan Meneguhkan Peran Ulama untuk Mewujudkan Probolinggo Sejahtera, Amanah Religius, dan Eksis Berdaya Saing, intinya untuk Probolinggo semakin SAE”, sampainya. (*)













