Jakarta,- Pengurus Pusat dan Wilayah Asosiasi Dai-Daiyah Indonesia (ADDAI) mengeluarkan pernyataan sikap resmi terkait fenomena kontroversi yang melibatkan metode dan konten dakwah yang dibuat oleh beberapa pendakwah di media sosial.
ADDAI secara tegas menyayangkan perilaku beberapa oknum pendakwah yang dinilai “nir-akhlak” dan jauh dari adab keilmuan Islam.
Pernyataan sikap ini menyoroti secara khusus perilaku yang dianggap tidak layak menjadi contoh, merujuk pada beberapa kasus pendakwah, termasuk yang melibatkan Elham Yahya dan Izza Sadewa.
ADDAI mengingatkan bahwa dakwah merupakan ibadah agung dan perkataan yang paling baik, sebagaimana firman Allah Swt. dalam QS Fushshilat ayat 33.
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru menuju Allah, mengerjakan amal yang shalih dan berkata, ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri’),” paparnya.
Dalam poin utamanya, ADDAI menegaskan bahwa dakwah adalah kerja besar untuk memperbaiki peradaban yang harus dilakukan dengan cara yang bijaksana (bil hikmah).
Organisasi ini mengutip QS. An-Nahl ayat 125 sebagai landasan metode dakwah.
(Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik).
”Bagi seorang dai, kepribadiannya adalah saksi bagi dakwahnya,” bunyi pernyataan ADDAI.
Dakwah dituntut bukan hanya sekadar ajakan, melainkan harus berupa keteladanan yang didasarkan pada prinsip keikhlasan, kebijaksanaan, wara’ (kehati-hatian), istikamah, kesabaran, serta menjunjung harkat dan martabat manusia, mencontoh uswah Nabi Muhammad SAW dan para ulama terdahulu.
Sikapi Kasus Elham dan Izza Sadewa
ADDAI menyatakan rasa penyesalan atas ucapan, sikap, atau perilaku beberapa pendakwah yang dianggap jauh dari adab dan keilmuwan para ulama dan masyayikh pesantren.
Secara spesifik, ADDAI menyoroti:
Perilaku merendahkan kehormatan manusia tanpa memandang usia, status, atau kedudukan sosial yang dilakukan oleh Elham.
Ucapan Izza Sadewa yang menghubungkan rokok dengan tauhid yang terpublikasi secara umum.
ADDAI berharap agar dakwah yang dilakukan para dai dan daiyah di Indonesia, terutama melalui media sosial, dapat senantiasa mengedepankan nilai-nilai agama, regulasi, dan norma-norma yang berlaku di tengah masyarakat.
Selain itu, ADDAI menyerukan agar para pendakwah menjaga dan meningkatkan kualitas konten serta referensi dakwah yang disampaikan secara profesional, proporsional, dan prosedural. (*)













