Lumajang, – Pemerataan akses internet kini menjadi langkah nyata Pemerintah Kabupaten Lumajang dalam membuka peluang kemajuan bagi masyarakat di berbagai pelosok daerah.
Namun di balik gencarnya pemasangan jaringan WiFi publik, muncul tantangan baru yang tak kalah penting, bagaimana memastikan masyarakat benar-benar melek digital, bukan sekadar menjadi pengguna internet yang konsumtif.
Salah satu warga Desa Tunjung, Hendra, mengungkapkan pandangannya. Kata dia, digitalisasi seharusnya tidak hanya berhenti pada pembangunan infrastruktur.
“Seharusnya, selain WiFi, pemerintah juga menyediakan pelatihan digital dasar seperti cara menggunakan internet secara aman, membuat konten positif, atau memanfaatkan teknologi untuk usaha dan pendidikan. Tanpa itu, WiFi publik hanya akan menjadi fasilitas konsumtif, bukan alat pemberdayaan,” ujarnya, Minggu (9/11/25).
Namun, tantangan terbesar masih terletak pada aspek literasi. Banyak warga yang baru mengenal internet sebatas media hiburan atau komunikasi, belum memanfaatkannya untuk produktivitas.
Lanjut dia, dibutuhkan pendekatan edukatif yang menyeluruh, melibatkan sekolah, komunitas, dan pemerintah, agar transformasi digital benar-benar berdampak.
“Dengan pendekatan menyeluruh, digitalisasi bisa benar-benar membangun generasi melek digital yang kreatif, kritis, dan produktif,” katanya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Lumajang, Mustaqim, menegaskan pemerintah menyadari pentingnya keseimbangan antara pembangunan infrastruktur dan peningkatan kapasitas masyarakat.
“Kami fokus pemerataan WiFi gratis dulu. Setelah selesai, pelatihan digital dasar akan dilakukan secara bertahap,” jelasnya.
Menurutnya, setelah target pemerataan WiFi rampung pada tahun 2026, pemerintah akan meluncurkan program pelatihan digital di tingkat kecamatan, desa, dan kelurahan.
“Langkah ini diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan warga dalam menggunakan teknologi untuk pendidikan, bisnis, dan pengembangan diri,” ujarnya.
Ia menyampaikan, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam mempercepat peningkatan kapasitas digital masyarakat.
“Selanjutnya juga perlu keterlibatan masyarakat, baik dari komunitas konten kreator maupun para pegiat media sosial, untuk mempercepat peningkatan kapasitas SDM dalam bidang digitalisasi,” ucapnya.
Menurut Mustaqim, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sangat penting agar proses literasi digital berjalan efektif dan berkelanjutan. “Kami berharap komunitas digital lokal dapat ikut berperan, membagikan pengetahuan dan pengalaman mereka kepada warga, agar manfaat teknologi benar-benar dirasakan secara luas,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, program pemerataan akses ini juga diperkuat dengan kegiatan Festival UMKM dan Pesona Budaya 2025, di mana pemerintah meresmikan 21 titik WiFi publik di 7 kelurahan. (*)













