Jember,- Memasuki masa pancaroba menuju puncak musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember memetakan sejumlah wilayah yang berpotensi tinggi terdampak bencana banjir dan longsor.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jember, Maryani, mengatakan perubahan cuaca belakangan ini cukup ekstrem dan dapat memicu bencana hidrometeorologi.
“Saat ini Jember mulai memasuki cuaca ekstrem atau pancaroba, dimana pada pagi hari cuaca panas atau cerah dan menjelang siang cuaca berubah menjadi hujan dan angin,” ujar Maryani, Jumat (31/10/25).
Dari hasil pemantauan tim BPBD Kabupaten Jember, terdapat 5 kecamatan yang kerap dilanda bencana banjir dan tanah longsor setiap tahun.
Untuk potensi banjir, wilayah yang paling sering terdampak yakni Desa Yosorati dan Sumberagung di Kecamatan Sumberbaru, Desa Klungkung dan Sukorambi di Kecamatan Sukorambi, serta Desa Wonoasri di Kecamatan Tempurejo.
Sementara itu, wilayah dengan potensi longsor meliputi Desa Kemuning Lor di Kecamatan Arjasa dan Kelurahan Bintoro di Kecamatan Patrang.
“Data ini kami peroleh dari laporan lapangan dan hasil pemantauan bersama BMKG Juanda, yang rutin memberikan informasi harian dan mingguan terkait potensi cuaca ekstrem,” jelas Maryani.
BPBD Jember telah menyiagakan Tim Reaksi Cepat (TRC) serta menempatkan pos siaga darurat di sejumlah titik strategis.
Masyarakat juga diimbau untuk aktif memantau kondisi lingkungan sekitar dan segera melapor jika muncul tanda-tanda bencana.
“Masyarakat dapat melaporkan melalui Hotline Pusdalops 24 jam di nomor 081259701797,” tambah dia.
Maryani mengingatkan warga agar tidak beraktivitas di area rawan, menjaga kelestarian lingkungan, serta memperhatikan rambu dan imbauan resmi dari pemerintah daerah.
“Kami terus mengimbau agar masyarakat waspada terhadap cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini dan memperhatikan informasi resmi dari pemerintah,” ia memungkasi. (*)













