Menu

Mode Gelap
Dua Pohon di Lumajang Tumbang, Lalu Lintas Macet MUI Kabupaten Probolinggo Mencari Ketua Baru, Bakal Gelar Musda Sebelum Pergantian Tahun Harga Cabai Mulai Stabil, Ini Strategi Baru Petani Lumajang Turis Asing Serbu Tumpak Sewu, Lumajang Kian Mendunia Pasokan Bawang Merah di Probolinggo Aman Hingga Akhir Tahun, Harga Kompetitif Ribuan Pencari Kerja Serbu Job Fair Selokambang, 20 Perusahaan Tawarkan Ratusan Lowongan

Lingkungan · 10 Okt 2025 11:37 WIB

Danau Ranu Pani Menyusut Drastis, Luas Badan Air Tinggal Separuhnya


					Danau Ranu Pani yang terletak di Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang kini hanya memiliki luas badan air sekitar 3,4 hektar.
Perbesar

Danau Ranu Pani yang terletak di Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang kini hanya memiliki luas badan air sekitar 3,4 hektar.

Lumajang, – Danau Ranu Pani yang terletak di Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, kini hanya memiliki luas badan air sekitar 3,4 hektar.

Padahal, pada tahun 2004, luas danau ini tercatat masih mencapai 5,9 hektar. Artinya, danau alami yang berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) ini telah kehilangan hampir separuh volume airnya dalam dua dekade terakhir.

Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS, Septi Eka Wardhani, menjelaskan bahwa proses pendangkalan Danau Ranu Pani terus berlangsung sejak 2004 dan semakin cepat dalam sembilan tahun terakhir.

“Pada 2004 luas badan air di Ranu Pani sekitar 5,9 hektar, tahun 2016 menyusut menjadi 4,7 hektar, dan pada 2025 ini tinggal 3,4 hektar,” ungkap Septi, Jumat (10/10/25).

Ia menambahkan, pada periode 2004–2016, penyusutan luasan danau mencapai 1,2 hektar. Namun, pada periode 2016–2025, penyusutan meningkat menjadi 1,3 hektar. Ini menunjukkan laju pendangkalan yang makin cepat dalam waktu yang lebih singkat.

Menurut Septi, penyebab utama penyempitan badan air ini adalah sedimentasi yang berasal dari erosi lahan pertanian di sekitar danau. Curah hujan tinggi mempercepat pengikisan tanah yang kemudian mengalir ke danau dan mengendap di dasar danau.

“Fenomena ini merupakan hasil akumulatif dari sedimentasi yang bersumber dari erosi lahan pertanian warga. Ini bukan semata gejala alam, tapi juga dampak interaksi negatif antara manusia dengan ekosistem yang rapuh,” tegasnya.

Untuk diketahui, Danau Ranu Pani merupakan salah satu danau alami tertinggi di Jawa Timur dan menjadi titik awal jalur pendakian Gunung Semeru. Selain nilai ekologisnya, danau ini juga memiliki fungsi penting dalam menunjang wisata alam dan ekowisata di kawasan tersebut. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 23 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Probolinggo Masuki Musim Hujan, Cuaca Ektrem Intai 24 Kecamatan

9 Oktober 2025 - 18:51 WIB

Masuki Musim Pancaroba, BPBD Kota Probolinggo Mulai Mitigasi Bencana

2 Oktober 2025 - 08:44 WIB

Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru

17 September 2025 - 20:06 WIB

Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September

17 September 2025 - 19:52 WIB

Kemarau Basah Picu Risiko Banjir Lahar Semeru, Enam Kecamatan Masuk Zona Rawan

17 September 2025 - 16:25 WIB

Mekarnya Tabebuya di Embong Kembar, Ketika Lumajang Menyulap Diri Jadi Negeri Sakura

12 September 2025 - 13:06 WIB

Longsor Tutup Jalur Lumajang-Malang, Sistem Buka-Tutup Diberlakukan

10 September 2025 - 11:42 WIB

Perkuat Jalur Gumitir, Pemasangan Beronjong di Tikungan Khokap Dikebut

27 Agustus 2025 - 03:35 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Ingatkan Hindari Kawasan Rawan Longsor dan Banjir

21 Agustus 2025 - 20:20 WIB

Trending di Lingkungan