Lumajang, – Dalam pertemuan strategis bersama Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, Bupati Lumajang Indah Amperawati atau yang akrab disapa Bunda Indah, tampil tegas menyuarakan langsung kepentingan rakyat Lumajang.
Pertemuan yang digelar di Surabaya ini menjadi panggung penting bagi kepala daerah perempuan tersebut dalam memperjuangkan dukungan fiskal yang adil dan merata dari pemerintah pusat.
Dalam forum tersebut, Bunda Indah menekankan, pembangunan daerah tak bisa dilepaskan dari komitmen fiskal nasional yang berpihak pada wilayah dengan keterbatasan anggaran, namun memiliki potensi besar.
“Banyak kebutuhan mendesak yang harus segera kami tangani di Lumajang. Mulai dari infrastruktur dasar, pemberdayaan masyarakat, hingga kesejahteraan warga. Kami butuh dukungan lebih optimal agar bisa bergerak cepat,” tegasnya di hadapan Menkeu.
Di samping itu, Kabupaten Lumajang memiliki potensi yang sangat besar di sektor pertanian, peternakan, pariwisata, dan ekonomi kreatif. Namun, ia mengakui bahwa keterbatasan fiskal kerap menjadi penghambat laju program prioritas yang dirancang untuk kesejahteraan masyarakat.
“Kalau ada dukungan fiskal yang kuat, maka potensi ini bisa diubah menjadi kekuatan ekonomi yang nyata. Tapi selama daerah belum diberi ruang fiskal yang cukup, pembangunan akan selalu berjalan lambat,” jelasnya, Jumat (3/10/25).
Bunda Indah menegaskan, pertemuan ini bukan sekadar simbolik, tetapi bagian dari langkah konkret untuk mengawal kepentingan rakyat Lumajang agar tidak tertinggal dalam peta pembangunan nasional.
“Kami ingin Lumajang menjadi bagian dari wajah Indonesia yang maju, sejahtera, dan berdaya saing,” katanya.
Sementara itu, Menkeu Menkeu Purbaya menyambut positif aspirasi yang disampaikan Bupati Lumajang. Ia menegaskan bahwa pemerintah pusat tengah mengkaji arah kebijakan fiskal baru yang lebih berpihak kepada daerah, terutama untuk pembangunan yang inklusif dan menyeluruh.
“Prinsipnya, pusat dan daerah harus berjalan seiring. Tidak boleh ada daerah yang tertinggal. Ini soal keadilan pembangunan,” kata Purbaya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra