Menu

Mode Gelap
Gempa Guncang Timur Laut Banyuwangi, KAI Daop 9 Jember Sebut Tidak Ada Kerusakan BPS Sebut Angka Kemiskinan Jember Turun jadi 8,67 Persen Berbahaya! 13 Kendaraan Jip Bromo Gagal Penuhi Standar saat Uji KIR Kebakaran Landa Gedung PT. Sorini Towa Berlian Corporindo, Tiga Pekerja Luka Bakar Dulu Penerima PKH, Kini Juragan Kerupuk, Kisah Lukman dari Lorong Sempit Desa Semeru Sebagian Jalur ke Bromo Diutup, via Ranupane Jadi Alternatif Utama Wisatawan

Sosial · 25 Sep 2025 16:20 WIB

Dulu Penerima PKH, Kini Juragan Kerupuk, Kisah Lukman dari Lorong Sempit Desa Semeru


					Tempat usaha kerupuk milik Lukman, mantan penerima PKH. (Foto: Asmadi) Perbesar

Tempat usaha kerupuk milik Lukman, mantan penerima PKH. (Foto: Asmadi)

Lumajang, – Suara riuh pekerja terdengar dari sebuah rumah sederhana di lorong sempit Desa Sememu, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang.

Rumah itu kini bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga menjadi pusat produksi kerupuk puli yang telah menembus pasar-pasar besar. Dan semua itu berawal dari mimpi seorang mantan penerima bantuan sosial PKH, bernama Lukman (35).

Dulu, Lukman hanya menggantungkan hidup pada bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH). Namun pandemi Covid-19 menjadi titik baliknya bukan untuk menyerah, melainkan untuk bangkit. Dengan modal kecil dan tekad besar, ia memilih untuk tidak lagi menjadi penerima, tapi pencipta peluang.

“Saya mikir, sampai kapan saya terus menggantungkan hidup dari bantuan pemerintah?” kenang Lukman, Kamis (25/9/25).

Melihat usaha kerupuk milik orangtuanya yang nyaris tak berkembang, ia memberanikan diri untuk mengambil alih dan mengubah arah.

Melalui diskusi dengan pendamping PKH di desanya, Lukman mendapat akses ke bantuan program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) yang kini berganti nama menjadi Program Pemberdayaan Sosial Ekonomi (PPSE), senilai Rp5 juta.

Modal itu bukan hanya membuka pintu usaha, tetapi juga membuka mata dan hati, kemandirian itu mungkin diraih.

Kini, merek Kerupuk Mahkota buatan Lukman telah menjangkau pasar di Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, dan kota-kota besar lainnya. Tak hanya sukses secara ekonomi, Lukman kini mempekerjakan 18 orang eks penerima PKH lainnya.

“Saya tahu rasanya, jadi saya ajak mereka kerja bareng. Supaya mereka juga bisa mandiri dan segera graduasi,” ujarnya.

Pendamping PKH Desa Sememu, Putri Hindra, menyebut Lukman sebagai contoh nyata dari hasil pembinaan. Ia tak hanya membangun usaha, tapi juga membangun semangat rekan-rekannya.

“Kita tidak hanya memberi motivasi, tapi juga pelatihan skill wirausaha. Lukman adalah bukti hidup bahwa dengan sedikit dukungan dan banyak kemauan, hidup bisa berubah,” kata Putri.

Sementara itu, Bupati Lumajang Indah Amperawati menyatakan, siap memberikan permodalan tambahan kepada para KPM (Keluarga Penerima Manfaat) yang serius ingin mandiri.

“Sudah banyak yang graduasi dari PKH, tentu pemerintah akan mendukung, termasuk melalui permodalan usaha,” tegasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 21 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Gempa Guncang Timur Laut Banyuwangi, KAI Daop 9 Jember Sebut Tidak Ada Kerusakan

25 September 2025 - 20:09 WIB

BPS Sebut Angka Kemiskinan Jember Turun jadi 8,67 Persen

25 September 2025 - 19:32 WIB

Kala Khofifah Turun Ke Sungai Legundi Probolinggo, Bersihkan Sampah Bersama Warga

20 September 2025 - 19:45 WIB

Warga 4 Desa Bergotong Royong Bangun Akses Baru di Senduro Lumajang

20 September 2025 - 13:28 WIB

Jembatan Beton Rp3,5 Miliar Gantikan Jembatan Bambu yang Ambruk

20 September 2025 - 12:49 WIB

Pemkab Lumajang Tanggung Biaya Perawatan Korban Kecelakaan, Bupati Langsung Kunjungi RS

19 September 2025 - 18:53 WIB

Jalan Rusak Akibat Banjir Lahar, Warga Gondoruso Gotong Royong Lakukan Perbaikan

19 September 2025 - 12:51 WIB

Angka Kemiskinan Kota Probolinggo Tahun 2025 Turun Jadi 5,69 Persen, Masuk 6 Besar di Jatim

18 September 2025 - 19:40 WIB

Innalillahi! HM. Buchori, Eks Wali Kota Probolinggo Dua Periode Meninggal Dunia

15 September 2025 - 15:04 WIB

Trending di Sosial