Lumajang, – Upaya Pemerintah Kabupaten Lumajang dalam mengatasi masalah pendidikan mulai menunjukkan hasil yang nyata. Berdasarkan data terbaru, sebanyak 2.077 anak yang sebelumnya belum pernah mengenyam pendidikan (Belum Pernah Bersekolah atau BPB) kini telah kembali ke jalur pendidikan formal.
Data ini berasal dari hasil verifikasi dan validasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Lumajang, yang mencatat bahwa dari total 4.963 anak kategori BPB, sebanyak 1.585 anak telah terverifikasi, 1.301 anak masih dalam proses pendataan, dan 2.077 anak sudah bersekolah.
Dari 3.561 anak DO, sebanyak 1.851 anak telah terverifikasi, 1.142 anak masih dalam proses pendataan, dan 568 anak telah kembali ke sekolah. Sementara itu, dari 5.666 anak LTM, 3.489 anak telah terverifikasi, 1.371 anak masih dalam proses pendataan, dan 806 anak kembali mengenyam pendidikan.
Program penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS) di Lumajang tidak hanya bersifat reaktif terhadap anak-anak yang putus sekolah, tetapi juga menyasar anak-anak yang sejak awal belum pernah tersentuh sistem pendidikan.
“Kami tidak hanya fokus pada anak yang drop out atau lulus tapi tidak melanjutkan, tetapi juga memastikan anak-anak yang belum pernah sekolah bisa mendapatkan hak dasarnya. Ini adalah tanggung jawab bersama,” kata Darno, Kepala Bidang Perlindungan Anak dan Rehabilitasi Sosial Dinsos P3A Lumajang, saat dikonfirmasi pada Kamis (25/9/25).
Dalam mendukung efektivitas pendataan, aktivasi akun verval telah dilakukan di 198 desa dan 7 kelurahan, dengan 186 desa dan seluruh kelurahan telah aktif, menjadi ujung tombak pengumpulan data yang akurat di tingkat akar rumput.
“Kesuksesan program ini bergantung pada kerja sama. Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Dukungan masyarakat, guru, hingga desa sangat menentukan anak-anak bisa kembali ke bangku sekolah dan terhindar dari perkawinan dini,” jelasnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra