Menu

Mode Gelap
Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli Polres Probolinggo Gagalkan Peredaran Sabu dan Ratusan Ribu Pil Okerbaya Kemasan Vitamin Ternak Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September Luka Parah Akibat Ledakan Bondet, Maling Motor di Grati Pasuruan Akhirnya Tewas Berkah MTQ XXXI Jatim, Ekonomi UMKM di Jember Ikut Tumbuh

Lingkungan · 17 Sep 2025 16:25 WIB

Kemarau Basah Picu Risiko Banjir Lahar Semeru, Enam Kecamatan Masuk Zona Rawan


					Fenomena kemarau basah yang tengah melanda sebagian wilayah Jawa Timur memunculkan potensi bencana baru di Kabupaten Lumajang. Perbesar

Fenomena kemarau basah yang tengah melanda sebagian wilayah Jawa Timur memunculkan potensi bencana baru di Kabupaten Lumajang.

Lumajang, – Fenomena kemarau basah yang tengah melanda sebagian wilayah Jawa Timur memunculkan potensi bencana baru di Kabupaten Lumajang.

Meski secara kalender masih dalam musim kemarau, tingginya intensitas hujan justru meningkatkan risiko banjir lahar dingin di kawasan sekitar Gunung Semeru.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang mencatat, terdapat enam kecamatan yang masuk dalam zona rawan terdampak, yaitu Pronojiwo, Candipuro, Pasirian, Tempeh, Tempursari, dan satu wilayah tambahan yang dekat dengan daerah aliran sungai (DAS) Gunung Semeru.

“Fenomena kemarau basah ini cukup berbahaya karena curah hujan meningkat secara tidak normal di tengah musim kering. Ketika hujan turun di kawasan lereng Semeru, maka risiko banjir lahar dingin sangat tinggi,” kata Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi BPBD Lumajang, Yudhi Cahyono, Rabu (17/9/25).

Menurut Yudhi, banjir lahar dingin dapat terjadi sewaktu-waktu, terutama jika hujan mengguyur wilayah hulu. Material vulkanik dari letusan Semeru sebelumnya yang tertinggal di lereng gunung dapat terbawa air dan mengalir deras ke permukiman melalui sungai-sungai.

Adapun jalur sungai yang dinyatakan berisiko tinggi adalah Curah Kobokan, Sungai Glidik, Sungai Regoyo, Sungai Besuk Sat, dan Sungai Rejali.

“Kondisi geografis seperti kemiringan lereng dan panjang aliran sungai memperbesar peluang material lahar dingin mencapai permukiman warga,” tambahnya.

Sebagai upaya antisipasi, BPBD telah menempatkan relawan dan tim pemantau di titik-titik rawan untuk melakukan pengawasan lapangan dan memberikan laporan berkala. Masyarakat juga diminta untuk aktif memantau informasi peringatan dini dari petugas.

“Keselamatan masyarakat adalah prioritas. Kami minta warga untuk tidak beraktivitas di sekitar aliran sungai saat hujan, dan segera mengungsi jika menerima peringatan,” tegas Yudhi. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru

17 September 2025 - 20:06 WIB

Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September

17 September 2025 - 19:52 WIB

Mekarnya Tabebuya di Embong Kembar, Ketika Lumajang Menyulap Diri Jadi Negeri Sakura

12 September 2025 - 13:06 WIB

Longsor Tutup Jalur Lumajang-Malang, Sistem Buka-Tutup Diberlakukan

10 September 2025 - 11:42 WIB

Perkuat Jalur Gumitir, Pemasangan Beronjong di Tikungan Khokap Dikebut

27 Agustus 2025 - 03:35 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Ingatkan Hindari Kawasan Rawan Longsor dan Banjir

21 Agustus 2025 - 20:20 WIB

TRC dan Loader Dikerahkan, BPBD Lumajang Buka Akses Jalan Tertimbun Longsor

20 Agustus 2025 - 14:16 WIB

Jelang Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Warga Protes Kerusakan Hutan di Kawasan Proyek Tol Probowangi

16 Agustus 2025 - 19:55 WIB

Ingat! Mulai 10 Agustus 2025, Pasar Minggu Kota Probolinggo Pindah ke Jalan Suroyo

8 Agustus 2025 - 19:52 WIB

Trending di Lingkungan