Lumajang, – Hujan lebat yang mengguyur wilayah Kecamatan Senduro pada Selasa (19/8/25) siang kembali menyebabkan genangan luas di Desa/Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.
Fenomena ini bukan yang pertama, bahkan sudah menjadi pemandangan rutin bagi warga setiap kali hujan turun dengan intensitas tinggi.
Mulai dari kawasan tugu perbatasan Desa Kandangtepus hingga di depan Pura Mandhara Giri, genangan air menutupi hampir seluruh badan jalan, menyulitkan aktivitas warga dan pengguna jalan.
Penyebab utama banjir yang berulang ini diyakini berasal dari sistem drainase yang tak lagi mampu mengalirkan volume air hujan yang besar. Alhasil, air meluap dari selokan dan meluber ke jalan, membawa serta lumpur, bebatuan, bahkan ranting kayu.
“Setiap hujan lebat, air selokan di pinggir jalan pasti meluap. Kadang air sampai masuk ke halaman rumah. Kami sudah biasa, tapi tetap khawatir kalau hujannya lama,” kata Santi (33), warga Desa Senduro, yang rumahnya berada tak jauh dari badan jalan utama.
Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa saluran drainase di sepanjang jalan utama Desa Senduro terlihat sempit, dangkal, dan sebagian tersumbat sedimentasi. Rumput liar dan sampah juga memperparah kondisi saluran.
Di beberapa titik, terutama menjelang perbatasan Desa Kandangtepus, air hujan langsung mengalir deras dari dataran tinggi, tanpa tertampung atau diperlambat alirannya.
“Posisi jalan ini menurun dari arah barat. Jadi begitu hujan, air dari atas langsung turun deras ke bawah. Enggak ada bendungan kecil atau saluran yang bisa menahan atau memperlambat aliran air. Wajar kalau jalan tergenang dan bahaya buat pengendara,” kata Lukman (40), pengguna jalan yang sering melintasi jalur tersebut.
Lukman juga mengungkapkan, tidak hanya air, tetapi material seperti batu, pasir, dan kayu juga kerap terbawa arus saat hujan deras mengguyur. “Hal ini tak hanya menimbulkan genangan, tapi juga potensi kecelakaan lalu lintas,” ungkapnya.
Senada dengan Lukman, M. Yusuf, warga Desa Senduro mengungkapkan, beberapa faktor yang menyebabkan banjir.
“Saluran drainase di sana terlalu kecil untuk menampung debit air dari kawasan hulu, terutama saat hujan deras. Selain itu, belum ada sistem yang mengatur arah dan volume aliran. Kalau hujan intens, ya pasti meluap,” jelasnya.
Yusuf juga menekankan pentingnya perencanaan tata ruang yang memperhitungkan posisi geografis Senduro yang berada di lereng Gunung Semeru.
“Daerah-daerah seperti, Senduro harus punya perencanaan infrastruktur air yang lebih adaptif terhadap curah hujan tinggi. Kalau tidak, banjir akan jadi langganan tahunan,” tambahnya.
Menanggapi hal itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Yudi Cahyono mengimbau agar warga tetap waspada.
“Kepada seluruh warga Kabupaten Lumajang, diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem selama dua jam ke depan. Sesuai rilis resmi dari BMKG, diperkirakan akan terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai angin kencang dan petir. Mohon tetap berada di tempat aman dan hindari aktivitas di luar ruangan yang tidak mendesak,” katanya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra