Lumajang, – Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang melanda Kabupaten Lumajang sejak Minggu (27/7/25) mulai memicu keresahan dari berbagai kalangan.
Di antara yang paling terdampak adalah para pengemudi ojek online (ojol) yang menggantungkan mata pencahariannya pada ketersediaan bensin.
Dengan antrean panjang di SPBU yang bisa mengular hingga ratusan meter, banyak driver ojol mengaku kehilangan waktu produktif hanya untuk mendapatkan beberapa liter bensin.
Tak sedikit dari mereka akhirnya memilih untuk tidak mengaktifkan aplikasi karena khawatir kehabisan bahan bakar di tengah perjalanan.
Doni, salah satu driver ojol, menyebut kondisi ini sangat merugikan dirinya dan rekan-rekan seprofesi.
“Jelas sangat merugikan. Dari kemarin banyak orderan, tapi terpaksa tidak bisa diambil karena bensin langka,” kata Doni (29/7/25).
Irfan, driver lainnya mengaku, mulai mempertimbangkan untuk menaikkan tarif layanan sebagai bentuk kompensasi atas beban biaya yang semakin tinggi. Pasalnya, selain langka, harga BBM mulai mahal.
“Kalau seperti ini terus, ya mau nggak mau tarif harus naik. Kalau enggak, kami yang rugi terus,” tegas Irfan.
Ia mengaku, sudah dua hari terakhir tidak mendapatkan pemasukan maksimal akibat sulitnya akses mendapatkan BBM.
“Orderan banyak, tapi bensin nggak ada. Sekali antre bisa dua jam, itupun belum tentu dapat. Ini bikin kami mikir keras, salah satunya ya naikin tarif,” ujarnya.
Jika kondisi ini dibiarkan berlarut, bukan hanya pengemudi yang dirugikan, tetapi juga konsumen yang semakin sulit mendapatkan layanan transportasi maupun pengantaran barang dan makanan. Para driver berharap ada solusi dari pemerintah secepatnya.
“Kami hanya ingin bisa bekerja normal lagi. Bensin itu kebutuhan pokok buat kami. Kalau terus langka, bukan cuma tarif yang naik, tapi pelayanan pun akan lumpuh,” pungkas Irfan. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra