Lumajang, – Di balik jalan terjal dan medan berat, tersimpan senyum haru warga Dusun Bakah, Desa Sawaran Lor, Kabupaten Lumajang.
Hari itu, sebuah mobil berwarna putih berhenti di lapangan kecil dekat permukiman. Bukan kendaraan biasa ini adalah mobil “Dokter Muter”, harapan baru bagi warga pelosok yang selama ini kesulitan mendapatkan layanan kesehatan.
Siti (48), salah satu warga, tampak duduk di bangku plastik sembari menunggu giliran. Tangan kirinya memegang secarik kertas berisi hasil pemeriksaan tekanan darah, sementara di tangan kanan, ia menggenggam sebotol kecil obat dari petugas kesehatan.
“Periksa kepala sering pusing. Tadi ditensi sama dikasih obat, katanya suruh kurangi makan yang asin,” ujarnya dengan logat khas Lumajang, Kamis (3/7/25).
“Dulu, kalau sakit harus jalan jauh ke Puskesmas, kadang tidak punya ongkos. Sekarang, alhamdulillah ada yang datang periksa ke sini,” tambahnya.
Ketika matahari mulai condong ke barat, mobil dokter muter bersiap melanjutkan perjalanan. Tapi di Dusun Bakah, senyum dan rasa syukur warga masih menggantung.
Bagi mereka, kehadiran mobil ini lebih dari sekadar layanan kesehatan. Ia adalah simbol bahwa mereka tidak dilupakan.
“Semoga sering-sering datang ke sini, Mbak. Kalau sehat, kami bisa kerja, bisa sekolahin anak,” ucap Siti sebelum beranjak pulang.
Diketahui, Dusun Bakah berada di lereng Gunung Semeru, dihuni sekitar 300 kepala keluarga. Jarak ke fasilitas kesehatan terdekat, Puskesmas Klakah, mencapai 12 kilometer.
Jalanan yang harus dilalui penuh tanjakan, sempit, dan belum beraspal. Namun, semua tantangan itu tak menghalangi tim medis dari Dinas Kesehatan Lumajang untuk hadir membawa layanan kesehatan langsung ke masyarakat.
Program ‘Dokter Muter’, yang sudah dijalankan sejak 2020, adalah upaya nyata pemerintah menjangkau mereka yang terisolasi secara geografis.
Dengan kendaraan yang dimodifikasi menyerupai klinik berjalan, tim yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan ini menyambangi titik-titik terpencil setiap minggunya.
Sulistiawati (30), warga lainnya yang tengah hamil 7 bulan juga menjadi salah satu pasien hari itu. Ia datang ditemani suaminya, membawa buku kontrol kehamilan yang sudah usang.
“Periksa kandungan, USG juga tadi. Biasanya di Puskesmas jauh, belum tentu bisa ke sana karena jalan buruk dan ongkosnya mahal. Untung ada dokter muter, dikasih obat sama vitamin juga gratis,” tutur Sulistiawati.
Menurut Marfuah, Ketua Tim Kelompok Kerja Pelayanan Kesehatan Primer Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB), hari itu ada sekitar 50 warga Dusun Bakah yang dilayani.
“Program dokter muter memang kami fokuskan ke wilayah paling sulit dijangkau. Setiap tahun, ada 50 titik yang kami datangi, semuanya berada di pelosok,” jelas Marfuah.
Tak hanya pemeriksaan umum, dokter muter juga menyediakan layanan kesehatan ibu dan anak, pemeriksaan gigi, laboratorium sederhana, konsultasi gizi, dan USG untuk ibu hamil, semua layanan tanpa dipungut biaya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra