Menu

Mode Gelap
Pasca Yadnya Kasada, Polres Probolinggo Kerahkan Personel Bersih-bersih Bromo Segoro Topeng Kaliwungu 2025: Sinergi Budaya dan Ekonomi Kreatif Lumajang Siap Mengguncang Dunia Verifikasi Siswa Rampung, Sekolah Rakyat Kabupaten Pasuruan Siap Dimulai Pasuruan Siap Terapkan Aturan Rekrutmen Tanpa Batasan Usia Kerja Polisi Pastikan Kecelakaan yang Renggut Nyawa Ketua PCNU Pamekasan Karena Sopir Tertidur Sesaat Pilkades Serentak di Pasuruan Terancam Ditunda, 17 Desa Gagal Gelar Pemilihan Tahun Ini

Lingkungan · 13 Jun 2025 19:16 WIB

Lahan Pertanian di Lereng Bromo Jarang Tersentuh Pupuk Subsidi, Pemkab Probolinggo Cari Solusi


					BERTANI: Warga lereng Bromo sedang menggemburkan tanah sebelum ditanami sayuran. (foto: istimewa). Perbesar

BERTANI: Warga lereng Bromo sedang menggemburkan tanah sebelum ditanami sayuran. (foto: istimewa).

Probolinggo,- Ketidakmerataan distribusi pupuk menjadi masalah serius bagi petani di kawasan lereng Bromo, tepatnya wilayah Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

Kepala Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Sunaryono mengatakan para petani Tengger menghindari penggunaan pestisida dan fungisida secara berlebihan.

Tujuannya, agar kesuburan tanah terjaga dan fauna tanah tidak mati. Pola tanam ini sudah berlangsung turun temurun.

“Pola tanam ini kami lakukan agar anak cucu kami dapat menikmati tanah yang diwariskan leluhur,” kata Sunaryono, Jum’at (13/6/25).

Namun, pola tanam ala Suku Tengger ini justru menemui kendala, yakni ketersediaan pupuk bersubsidi yang distribusinya terbatas dan harga jual lumayan tinggi.

“Untuk keterbatasan pasokan pupuk sudah saya sampaikan ke Bupati Probolinggo. Semoga ada kebijakan sehingga pupuk subsidi dapat dirasakan secara merata oleh petani,” imbuhnya.

Bupati Probolinggo, Gus dr. Muhammad Haris menyebut, pupuk subsidi dialokasikan untuk komoditi tertentu, seperti padi dan jagung. Sedangkan komoditi khas daerah pegunungan, tidak dapat mendapatkan pupuk subsidi.

“Jadi kami akan mencari solusi dan berupaya agar petani warga pegunungan mendapat pupuk subsidi secara merata. Seperti tanaman tembakau yang akhirnya mendapat pupuk subsidi melalui dana DBCHT,” kata Gus Haris.

Sekedar informasi, Harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi di Probolinggo, seperti di wilayah Jawa Timur lainnya, ditetapkan oleh pemerintah.  Untuk pupuk Urea, HET-nya adalah Rp 2.250 per kilogram. Untuk pupuk NPK, HET-nya Rp 2.300 per kilogram.

Adapun HET pupuk bersubsidi yang berlaku di Indonesia, yakni Pupuk Urea: Rp 2.250 per kilogram; Pupuk NPK: Rp 2.300 per kilogram; Pupuk NPK untuk kakao: Rp 3.300 per kilogram; dan Pupuk Organik: Rp 800 per kilogram.

Perlu diingat bahwa harga yang dijual di lapangan bisa saja lebih tinggi dari HET, terutama jika penjual adalah kios nakal yang menjual pupuk bersubsidi di atas harga yang seharusnya. (*)


Editor : Mohammad S

Publisher : Keyra


Artikel ini telah dibaca 24 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pasca Yadnya Kasada, Polres Probolinggo Kerahkan Personel Bersih-bersih Bromo

14 Juni 2025 - 20:35 WIB

Pasca Yadnya Kasada, Satu Ton Sampah Berserakan di Kawasan Bromo

12 Juni 2025 - 16:20 WIB

Gunung Raung Erupsi, Kolom Abu Setinggi 750 Meter

11 Juni 2025 - 16:19 WIB

Inovasi Desa Purworejo Lumajang Ubah Sampah Organik Jadi Makanan Magot Bernilai Ekonomis Tinggi

28 Mei 2025 - 15:59 WIB

Dinilai Rusak Lingkungan, DPRD Jember Desak Operasional Perusahaan Tambak Dihentikan

27 Mei 2025 - 18:07 WIB

Cuaca Ekstrem Hambat Perbaikan Tanggul Kebondeli, Pemerintah Prioritaskan Keselamatan Warga

25 Mei 2025 - 18:47 WIB

DPRD Sebut Ancaman Kerusakan Makin Parah, PT Kalijeruk di Lumajang Terbukti Langgar Administrasi

25 Mei 2025 - 09:15 WIB

Alih Fungsi Lahan 1.200 Hektar di Lumajang Ancam Banjir dan Krisis Air Bersih

23 Mei 2025 - 20:41 WIB

Pemkab Jember Rencanakan Jalur Pendakian Baru ke Gunung Argopuro

22 Mei 2025 - 19:13 WIB

Trending di Lingkungan