Lumajang, – Digitalisasi pesantren kini menjadi motivasi utama untuk memudahkan masyarakat dalam mengecek kualitas pesantren tanpa harus survei langsung.
Dengan adanya platform digital, orangtua yang sibuk dan tidak bisa mengantar anaknya secara langsung dapat dengan mudah melihat profil dan kualitas pesantren melalui website resmi.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Lumajang, Mustaqim, Senin (5/5/25).
“Hal ini tentunya akan membuka potensi pesantren tidak hanya secara lokal, tetapi juga dari luar kota hingga menjangkau lebih luas,” kata Mustaqim.
Selain itu, kata dia, digitalisasi juga diterapkan dalam pengelolaan keuangan santri. Sistem keuangan digital seperti E-Santri memungkinkan wali santri mengirimkan uang secara online dan santri dapat mengambil uang sesuai kebutuhan di loket yang disediakan.
“Tentunya, ini sangat membantu mengurangi pemborosan dan memberikan keamanan transaksi keuangan di lingkungan pesantren,” katanya.
Digitalisasi data pesantren juga bermanfaat bagi pemerintah dalam memetakan kondisi fasilitas keagamaan seperti masjid dan mushalla, sehingga bantuan yang diberikan dapat lebih tepat sasaran dan menghindari program fiktif atau tidak efektif.
“Dengan data digital, prioritas bantuan dapat diberikan berdasarkan tingkat kerusakan atau kebutuhan nyata di lapangan,” ujarnya.
“Digitalisasi pesantren bukan hanya soal teknologi, tetapi juga menjaga dan melestarikan nilai-nilai tradisional serta warisan intelektual pesantren agar dapat dinikmati secara luas dan berkelanjutan,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Pemuda Pelopor Zainul Arifin mengatakan, berkait digital pesantren, dirinya mendorong metode pengajarannya, metodenya, sampai dengan potensi kepesantrenannya.
Supaya kita bisa bersama-sama bergerak untuk bidang pendidikan ini, seperti itu. Itu harapan kita di bidang digitalisasi pesantren,” pungkasnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra