Menu

Mode Gelap
Ratusan Fotografer Serbu Safari Prigen, Buru Momen Satwa Terbaik Portal Jalan Tambakrejo–Lumbang Ditata Ulang, Mobil Damkar Jadi Tolak Ukur Di Kota Probolinggo, Bayi Perempuan Ditemukan di Teras Rumah, Dilengkapi Surat Wasiat Stok BBM di Jember Kini Normal, Mobilitas Masyarakat Kembali Lancar Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan Mengenal Roisatul Muttaqin Alalloh, Dara Cantik asal Jorongan Probolinggo yang Wakili Indonesia di 3 Negara

Budaya · 28 Mar 2025 15:28 WIB

Sebelum Mengarak Ogoh-ogoh, Umat Hindu di Lumajang Gelar Upacara Tawur Agung Kesanga


					Upacara Tawur Agung Kesanga digelar di Pura Mandhara Giri Semeru Agung, Lumajang. Perbesar

Upacara Tawur Agung Kesanga digelar di Pura Mandhara Giri Semeru Agung, Lumajang.

Lumajang, – Tawur Agung Kesanga menyimpan sejarah dan nilai tradisi kental yang berkaitan dengan pelaksanaan Hari Raya Nyepi.

Tawur Agung Kesanga sendiri memiliki makna yang mendalam bagi para umat Hindu. Pasalnya upacara yang dilaksanakan pada tengah hari itu bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan alam dan lingkungan.

Kegiatan ini, dilakukan sehari sebelum Nyepi.  Umat Hindu melaksanakan upacara Tawur Agung, tepatnya pada Tilem sasi (bulan) Kesanga (kesembilan).

Setelah ditelusuri lebih dalam, Tawur sendiri memiliki makna untuk membayar atau mengembalikan yaitu, mengembalikan sari-sari alam yang telah digunakan manusia.

Sari-sari alam itu dikembalikan melalui upacara Tawur yang dipersembahkan kepada para Butha, dengan tujuan agar para Bhuta tidak mengganggu manusia sehingga bisa hidup secara harmonis.

Sedangkan, filosofi Tawur adalah agar manusia selalu ingat akan posisi dan jati dirinya, agar selalu menjaga keseimbangan dengan Tuhan, sesama manusia dan alam lingkungan.

Hal itu disampaikan oleh Pengurus Harian Pura Mandhara Giri Semeru Agung, Wira Dharma, di Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jumat (28/3/25).

“Acara ini sebagai rangkaian Nyepi, jadi namanya Tawur. Umat Hindu melakukan upacara Tawur Kesanga bertujuan untuk keseimbangan alam semesta, kedamaian, ketentraman di alam beserta isinya,” kata Wira Dharma, Jumat (28/3/25).

Usai upacara Tawur Agung Kesanga ini, ia berharap pelepasan bhuta kala yang menjadi simbol kejahatan dapat melepas unsur jahat di Kabupaten Lumajang, agar yang tersisa hanya kebaikan.

“Jadi nanti setelah acara ini ada pengarakan ogoh-ogoh lambang bhuta kala. Tujuannya agar para bhuta kala yang sering mengganggu umat manusia musnah sehingga tercipta kondisi aman, tentram, sejahtera. Pelepasan ogoh-ogohnya nanti malam tepatnya pada pukul 19.30 WIB,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 58 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Wisatawan Mancanegara Ramaikan Tradisi Jolen di Lereng Gunung Semeru

28 Juli 2025 - 19:28 WIB

Tradisi Ujung dan Ujub, Upaya Menolak Bala di Desa Kandangan

28 Juli 2025 - 18:00 WIB

Dari Tumpeng hingga Sayuran, Warga Berebut Isi Jolen Penuh Kegembiraan

28 Juli 2025 - 14:24 WIB

Ada Nilai Filosofis Calon Arang dalam Pementasan Seni Menyuarakan Dharma

21 Juli 2025 - 09:26 WIB

Tradisi Tak Lekang Waktu, Bhakti Penganyar Jadi Jembatan Budaya Bali dan Jawa

18 Juli 2025 - 15:00 WIB

1.923 Petani Lumajang Tercakup Asuransi Usaha Tani Padi

10 Juli 2025 - 16:52 WIB

Cok Ace Dorong Kolaborasi Budaya Bali dengan Lumajang

10 Juli 2025 - 16:21 WIB

Diresmikan Saat Purnama 1992, Pura di Senduro Kini Jadi Titik Sakral Umat Hindu

10 Juli 2025 - 15:52 WIB

Pujawali Rama Satunggal Warsa, Momen Pererat Persaudaraan Umat Hindu se-Nusantara

6 Juli 2025 - 18:02 WIB

Trending di Budaya