Menu

Mode Gelap
Jelang Musim Hujan, 7 Wilayah KAI Daops 9 Jember Rawan Terdampak Bencana Alam Cegah Penyakit Sejak Dini, 52 Siswa MI Tarbiyatul Mubtadiin Terima Vaksin MR dan HPV Pemkab Lumajang Tanggung Biaya Perawatan Korban Kecelakaan, Bupati Langsung Kunjungi RS Diguyur Hujan Dua Hari, Jembatan Penghubung Kecamatan di Lumajang Putus Total Polres Probolinggo Kota Ringkus 10 Tersangka Narkoba Jaringan Madura, Sita 39,66 Gram Sabu Mantab! 5.831 Honorer di Situbondo Diangkat jadi PPPK Paruh Waktu

Lingkungan · 17 Okt 2024 00:18 WIB

Setelah Penantian Panjang, Bunga Bangkai Raksasa Akhirnya Mekar di Kebun Raya Purwodadi


					Bunga Bangkai mekar di Kebun Raya Purwodadi. Perbesar

Bunga Bangkai mekar di Kebun Raya Purwodadi.

Pasuruan, – Setelah melalui proses perawatan yang panjang, Bunga Amorphophallus titanum, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bunga Bangkai Raksasa, akhirnya mekar di Kebun Raya Purwodadi, Kabupaten Pasuruan. Mekarnya bunga langka ini menjadi momen istimewa bagi para pengunjung dan pencinta flora.

Bunga bangkai tersebut mulai mekar sejak Minggu (13/10/2024) pukul 10.00 WIB. Bunga ini memiliki umbi besar yang dapat mencapai bobot hingga 50 kilogram. Selain itu, daun-daun yang tumbuh bersamaan dengan bunga ini dapat memiliki lebar hingga satu setengah meter.

Di Kebun Raya Purwodadi, masih terdapat 14 bunga bangkai lagi yang menyusul untuk berbunga dan masih dalam program kerja sama antara komunitas dan Kebun Raya Purwodadi.

General Manager Kebun Raya Purwodadi, Galendra Jaya, menjelaskan, bunga ini merupakan titipan dari hobiis lokal di Malang.

“Kami bekerja sama dengan hobiis lokal dari Malang untuk merawat umbi bunga ini. Kami sangat terkejut dan senang bisa melihat bunga ini mekar setelah melalui proses yang panjang, sekitar dua tahun yang lalu,” ujarnya.

Galendra juga menyebutkan, untuk mendukung pertumbuhan Amorphophallus, pihaknya melakukan aklimatisasi agar kondisi di kebun mirip dengan habitat aslinya yang merupakan iklim hujan tropis.

“Meskipun Kebun Raya Purwodadi memiliki lingkungan yang kering, kami berhasil menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhannya,” katanya.

Galendra menambahkan, setelah bunga layu, serbuk sari yang dihasilkan akan diteliti untuk potensi pertumbuhan umbi baru.

“Kami berharap melalui penelitian ini, bunga langka ini dapat terus tumbuh dan berkembang di Kebun Raya Purwodadi,” tuturnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 82 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru

17 September 2025 - 20:06 WIB

Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September

17 September 2025 - 19:52 WIB

Kemarau Basah Picu Risiko Banjir Lahar Semeru, Enam Kecamatan Masuk Zona Rawan

17 September 2025 - 16:25 WIB

Mekarnya Tabebuya di Embong Kembar, Ketika Lumajang Menyulap Diri Jadi Negeri Sakura

12 September 2025 - 13:06 WIB

Longsor Tutup Jalur Lumajang-Malang, Sistem Buka-Tutup Diberlakukan

10 September 2025 - 11:42 WIB

Perkuat Jalur Gumitir, Pemasangan Beronjong di Tikungan Khokap Dikebut

27 Agustus 2025 - 03:35 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Ingatkan Hindari Kawasan Rawan Longsor dan Banjir

21 Agustus 2025 - 20:20 WIB

TRC dan Loader Dikerahkan, BPBD Lumajang Buka Akses Jalan Tertimbun Longsor

20 Agustus 2025 - 14:16 WIB

Jelang Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Warga Protes Kerusakan Hutan di Kawasan Proyek Tol Probowangi

16 Agustus 2025 - 19:55 WIB

Trending di Lingkungan