Probolinggo,- Seiring berkembangnya zaman, desain hingga teknik membatik juga terus berkembang. Seperti batik produksi Griya Batik di Kelurahan Wiroborang, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo.
Di rumahnya yang juga disulap sebagai galeri batiknya, Mujiono (63) warga Jalan Serma Abdurrahman, Kelurahan Wiroborang, memproduksi batiknya.
Sama seperti pembuatan batik-batik umumnya, terlebih dahulu sketsa batik dibuat istri Mujiono, Elly Yuniar pada kain yang akan dibatik.
Kemudian dilanjutkan dengan proses pewarnaan sketsa lilin menggunakan teknik canting.
Yang berbeda dengan batik pada umumnya, yakni desain gambar batik yang dibuat oleh Mujiono.
Produksi batik Mujiono hasil dari kombinasi desain dan gambar batik moderen dengan latar batik klasik.
“Jadi saya menggabungkan gambar batik moderen seperti burung Phoenix hingga Geisha atau perempuan Jepang. Saya kombinasikan dengan lataran klasik pada bagian belakang gambar tersebut,” ujar Mujiono, Sabtu (6/7/24).
Tak hanya itu, yang menjadi pembeda lain yakni proses pewarnaan. Mujiono menggunakan pewarna alami yakni, daun atau empon-empon yang direbus.
Daun atau empon-empon tersebut akan mengeluarkan warna alami yang digunakan untuk pewarna batik.
Pewarnaan batik kreasinya ini tak hanya dilakukan sekali. Tetapi dilakukan hingga tiga kali sehingga warnanya akan muncul.
Untuk membuat satu desain batik dibutuhkan waktu satu bulan. Ini karena lamanya proses pewarnaan yang dilakukan secara alami.
“Alhamdulillah, batik kreasi yang saya buat sudah dapat diterima oleh masyarakat, bahkan setelah batik motif burung Phoenix menyabet juara tiga dalam lomba batik Adikarya Wastra Nusantara, batik yang saya produksi makin dikenal,” beber Mujiono.

MEMBATIK: Mujiono tengah serius membatik di Griya Larasati miliknya. (foto: Hafiz Rozani).
Hal lain yang membuat batik produksi Griya batik Larasati ini eksklusif, Mujiono hanya membuat satu batik untuk satu desain saja.
Selain itu, Mujiono juga membuat batik tayeng atau karat, di mana kain yang telah dibatik kemudian dikombinasikan dengan karat dari besi, sehingga motif batik menjadi unik.
Kreasi batik lainnya juga padukan dengan bordir, di mana garis sketsa batik dibordir, sehingga motif atau gambar batik semakin muncul.
“Tak hanya pembeli asal Indonesia saja, batik produksi saya juga sudah dibeli konsumen dari luar negeri dengan rata-rata pembeli dari Singapura,”beber dia
Penasaran dengan batik buatan Mujiono? Datang saja ke Griya Batik Larasati, di Jalan Serma Abdurrahman, Kota Probolinggo. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Moch. Rochim