Menu

Mode Gelap
Demi Kedaulatan dan Kepentingan Rakyat, PKB Dukung RUU Pengelolaan Ruang Udara Aksi Pengeroyokan di Gondangwetan, Korban Luka, Pelaku Terjatuh Kecelakaan Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli Polres Probolinggo Gagalkan Peredaran Sabu dan Ratusan Ribu Pil Okerbaya Kemasan Vitamin Ternak Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September

Budaya · 16 Apr 2024 19:58 WIB

Berkah Lebaran, Penjual Selongsong Ketupat di Lumajang Banjir Pesanan


					KUPATAN: Penjual selongsong ketupat di Lumajang banjir pesanan seiring tradisi kupatan pada 7 hari pasca lebaran. (foto: Asmadi). Perbesar

KUPATAN: Penjual selongsong ketupat di Lumajang banjir pesanan seiring tradisi kupatan pada 7 hari pasca lebaran. (foto: Asmadi).

Lumajang,- Lebaran ketupat membuat Nurma Hidayah (32), pedagang janur dan kupat di Pasar Baru Lumajang, kewalahan melayani para pembeli, Selasa (16/4/2024).

Warga Desa Kutorenon, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang ini mengaku kewalahan karena barang dagangannya diserbu pembeli. Tak heran, sebab pada hari ke-7 pasca lebaran, ada tradisi kupatan.

“Kemarin saya juga jualan, tapi tidak seramai hari ini. Mungkin karena saat ini hari terakhir kali ya,” kata Nurma.

Nurma mengaku sudah empat hari menjajakan janur dan kupat di Pasar Baru Lumajang. Satu ikat selongsong ketupat yang isinya sepuluh, dibandrol dengan harga Rp10 ribu.

Setiap harinya, dirinya membawa 2.500 selongsong ketupat ke pasar. “Itu selalu habis terjual. Alhamdulillah hari ini dagangan saya cepat habis,” ujarnya senang.

Adapun harga satu batang janur kelapa, imbuh Nurma, awalnya hanya Rp25 hingga Rp30 ribu per batangnya. Satu batang janur bisa dibuat untuk 120 hingga 125 selongsong ketupat.

Namun karena memaski hari raya ketupat dan banyak permintaan, membuat satu batang janur harganya naik dua kali lipat menjadi Rp 50 ribu per batangnya.

“Apalagi janur di Lumajang sudah terbatas, ya terpaksa saya pesan ke saudara saya yang ada di pelosok Kabupaten Jember, untuk memenuhi kebutuhan pasar,” ungkapnya.

Menurutnya, hari raya kupatan adalah salah satu momentum yang tidak boleh dilewatkan untuk berjualan. Sebab, momen tersebut dapat dimanfaatkan untuk mencari cuan berlipat.

“Karena, ini adalah momen tahunan, kita jual dimanapun akan dicari oleh pembeli, yang penting niat dan mau berjualan, itu saja kuncinya,” beber dia.

Salah satu pembeli selongsong ketupat, Siti Maisaroh mengungkapkan, adanya penjual ketupat menguntungkan warga. Sebab mayoritas warga tidak bisa membuat sendiri selongsong ketupat.

“Ya diuntungkan sekali, karena saya tidak bisa buat selongsong ketupat. Jadi saya beli saja, meski harganya Rp10 ribu, tidak jadi masalah, yang penting saya bisa ikut merayakan kupatan,” ucap Siti. (*)

 

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Moh. Rochim

Artikel ini telah dibaca 21 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kemeriahan Maulid Nabi di Pasuruan, Warga Berebut Barang dalam Tradisi Arebbuan

5 September 2025 - 10:53 WIB

Padepokan Fashion Carnaval Probolinggo, Kuatkan Identitas Kebudayaan Indonesia

31 Agustus 2025 - 20:40 WIB

Terinspirasi Pejuang Kemerdekaan, Peserta Tajemtra Berusia 70 Tahun ini Tuntaskan Rute 30 KM

24 Agustus 2025 - 08:33 WIB

15 Ribu Peserta Semarakkan Tajemtra 2025, Termasuk WNA China

24 Agustus 2025 - 02:02 WIB

Tajemtra 2025 Siap Digelar, 15.171 Peserta Terdaftar

22 Agustus 2025 - 19:22 WIB

Dorong Wisatawan Kenali Budaya Tengger, Bupati Gus Haris Siapkan Kalender Even di Bromo

9 Agustus 2025 - 20:51 WIB

Hari Raya Karo, 3 Desa Lereng Bromo Probolinggo Gelar Ritual Tari Sodoran

9 Agustus 2025 - 18:19 WIB

Wisatawan Mancanegara Ramaikan Tradisi Jolen di Lereng Gunung Semeru

28 Juli 2025 - 19:28 WIB

Tradisi Ujung dan Ujub, Upaya Menolak Bala di Desa Kandangan

28 Juli 2025 - 18:00 WIB

Trending di Budaya