Menu

Mode Gelap
Demi Kedaulatan dan Kepentingan Rakyat, PKB Dukung RUU Pengelolaan Ruang Udara Aksi Pengeroyokan di Gondangwetan, Korban Luka, Pelaku Terjatuh Kecelakaan Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli Polres Probolinggo Gagalkan Peredaran Sabu dan Ratusan Ribu Pil Okerbaya Kemasan Vitamin Ternak Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September

Lingkungan · 1 Nov 2023 20:43 WIB

Usir Babi Perusak Tanaman, Petani Paiton Gunakan Sensor Gerak


					INOVATIF: Petani Desa Binor, Kecamatan Paiton, saat memasang sensor gerak di area persawahan. (foto: Ali Ya'lu) Perbesar

INOVATIF: Petani Desa Binor, Kecamatan Paiton, saat memasang sensor gerak di area persawahan. (foto: Ali Ya'lu)

Probolinggo,- Kelompok tani di Desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, kini mulai menggunakan sensor gerak untuk mengusir hama. Pasalnya lahan sawah petani yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Situbondo kerap dirusak babi.

Dana (30), petani setempat mengatakan, akibat serangan hama babi, tak jarang petani harus mengalami gagal panen. Baik saat memasuki panen padi ataupun jagung.

Ia mengungkapkan, luas lahan yang rusak juga terbilang cukup lebar, bahkan bisa sampai seperempat hektar. Ada dua sensor gerak di area persawahan Desa Binor yang dipasang  di dua titik berbeda.

“Hama babi liar ini selama ini mengkhawatirkan kami, semoga dengan adanya sensor gerak ini dapat mengusir hama babi,” kata Dana, Rabu (1/11/2023).

Dana melanjutkan, sensor gerak ini sudah digunakan sejak seminggu lalu. Hasilnya pun efektif untuk mengusir babi dan menjaga tanaman petani.

Pasalnya, saat babi berjarak sekitar 10 meter dari melintasi garis sensor, maka sirine akan langsung mengeluarkan suara anjing menggonggong.
“Sensor gerak ini sumbangan perusahaan di Paiton,” ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Probolinggo, Mahbub Zubaidi mengapresiasi adanya inovasi sensor gerak pengusir hama babi tersebut. Inovasi ini yang pertama kali digunakan di wilayah Kabupaten Probolinggo.

“Sebelumnya inovasi itu tidak ada di Kabupaten Probolinggo. Inovasi ini bagus dalam memproteksi tanaman,” ungkapnya memuji. (*)

 

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Moch. Rohim

Artikel ini telah dibaca 35 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru

17 September 2025 - 20:06 WIB

Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September

17 September 2025 - 19:52 WIB

Kemarau Basah Picu Risiko Banjir Lahar Semeru, Enam Kecamatan Masuk Zona Rawan

17 September 2025 - 16:25 WIB

Mekarnya Tabebuya di Embong Kembar, Ketika Lumajang Menyulap Diri Jadi Negeri Sakura

12 September 2025 - 13:06 WIB

Longsor Tutup Jalur Lumajang-Malang, Sistem Buka-Tutup Diberlakukan

10 September 2025 - 11:42 WIB

Perkuat Jalur Gumitir, Pemasangan Beronjong di Tikungan Khokap Dikebut

27 Agustus 2025 - 03:35 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Ingatkan Hindari Kawasan Rawan Longsor dan Banjir

21 Agustus 2025 - 20:20 WIB

TRC dan Loader Dikerahkan, BPBD Lumajang Buka Akses Jalan Tertimbun Longsor

20 Agustus 2025 - 14:16 WIB

Jelang Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Warga Protes Kerusakan Hutan di Kawasan Proyek Tol Probowangi

16 Agustus 2025 - 19:55 WIB

Trending di Lingkungan