Menu

Mode Gelap
Koperasi Desa Merah Putih Lumajang Tuntas Dilegalkan Siap Garap Usaha Sesuai Potensi Desa Polisi Tangkap Pelaku Pembuangan Bayi di Pos Kamling, Ternyata Sepasang Muda-mudi Dibawah Umur Jika Sukses, Koperasi Desa Bisa Tambah PAD hingga 30 Persen untuk Desa Perdana ke Jember, Truk Ekspedisi Kecelakaan di Lumajang Aroma dan Warna Unggulan, Tembakau Lumajang Jadi Incaran Pabrikan Premium Menjelang Fajar, Maling Gasak Motor di Warung Kopi Giras Pasuruan

Ekonomi · 26 Mar 2023 17:19 WIB

Awalnya Coba-coba, Pegawai BUMN di Kota Pasuruan Sukses Produksi Sayur Hidroponik-organik


					TELATEN: Wahyu Iqsan di lahan tanaman sayur hidroponik-organik miliknya. (foto: Moh. Rois) Perbesar

TELATEN: Wahyu Iqsan di lahan tanaman sayur hidroponik-organik miliknya. (foto: Moh. Rois)

Pasuruan,- Berawal dari coba-coba untuk membantu teman yang sedang berjuang mencari pekerjaan, Wahyu Iqsan (30), warga Desa Bakalan, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan, sukses mendirikan usaha produksi sayuran hidroponik dan organik.

Meski tidak memiliki latar belakang ilmu pertanian, Wahyu bertekad untuk belajar dan akhirnya menguasai teknik bercocok tanam hidroponik melalui belajar mandiri dan konsultasi dengan ahlinya.

Minat Wahyu untuk bercocok tanam hidroponik tumbuh setelah belajar lewat YouTube. Sejak tahun 2018, ia pun merintis sayuran hidroponik dan organik yang diberi nama, ‘Wish Farm’.

“Awalnya coba-coba karena teman saya itu jurusan pertanian, daripada nggak ada kegiatan, akhirnya bareng-bareng belajar hidroponik dari youtube,” kata Wahyu, Minggu (26/3/2023).

Menurut pria yang juga bekerja di salah satu BUMN bidang telekomunikasi ini, urban farming melalui teknik hidroponik relatif mudah dikelola. Hal utama yang dibutuhkan adalah pemasangan lubang tanam dan pompa air.

Setelah itu, tanam bibit di rockwool dan kontrol tingkat PH air dan asupan nutrisi yang dibutuhkan. Lahan yang dibutuhkan pun tidak terlalu luas.

“Karena bercocok tanam hidroponik tidak menggunakan pestisida dan hanya menggunakan pupuk nutrisi organik, sayuran yang dihasilkan lebih sehat,” ujar Wahyu.

Wahyu saat ini mengelola dua lokasi urban farming. Yang pertama, di Desa Purutrejo, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan.

Di lokasi pertama, Wahyu fokus pada pertanian hidroponik pakchoi dan sawi putih. Dengan sekitar 4.500 lubang tanam, Wahyu mampu memproduksi hingga 600 kilogram pakchoi dan sawi putih yang dijual Rp 17.000 per kilogram.

Omset bulanan antara Rp 8 juta hingga Rp 9 juta. Sementara satu kilogram dijual Rp 17 ribu.

“Apalagi sekarang ini daya serap pasar sedang bagus karena masyarakat sudah tahu manfaat sayuran sehat,” imbuhnya.

Lokasi kedua, di Desa Petahunan, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan direncanakan sebagai taman edukasi urban farming untuk anak sekolah.

Dimana selain pertanian sistem hidroponik, ada pula kebun tanaman-tanaman organik dan kolam budidaya lele dan nila.

Di sana Wahyu juga membudidayakan beberapa tanaman asing, seperti apel mini dari India dan sapot hitam dari Meksiko. Juga tanaman lokal seperti terong ungu, kelengkeng merah, cabai, dan jahe.

“Kedepan rencananya saya akan mengembangkan usaha dengan beternak bebek dan membuat pakan ikan berbahan dasar maggot, serta memanfaatkan limbah lele sebagai pupuk,” pungkas dia.

Kisah sukses Wahyu menunjukkan bahwa urban farming melalui teknik hidroponik memiliki potensi besar sebagai peluang bisnis bagi generasi muda milenial. (*) 

 

 

Edito Mohamad S

Publisher : Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 98 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Aroma dan Warna Unggulan, Tembakau Lumajang Jadi Incaran Pabrikan Premium

22 September 2025 - 10:33 WIB

Kreatif! Warga Kota Probolinggo Sulap Sayuran jadi Es Krim Favorit Bocil

20 September 2025 - 12:08 WIB

Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing

18 September 2025 - 17:22 WIB

Cold Storage dan D’Ozone, Senjata Baru Lumajang Jaga Mutu dan Harga

18 September 2025 - 16:33 WIB

Pasokan Berkurang, Harga Daging Ayam Potong di Probolinggo Tembus Rp40 Ribu/Kg

18 September 2025 - 14:58 WIB

Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli

17 September 2025 - 20:39 WIB

Berkah MTQ XXXI Jatim, Ekonomi UMKM di Jember Ikut Tumbuh

17 September 2025 - 19:24 WIB

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Trending di Ekonomi