Menu

Mode Gelap
Demi Kedaulatan dan Kepentingan Rakyat, PKB Dukung RUU Pengelolaan Ruang Udara Aksi Pengeroyokan di Gondangwetan, Korban Luka, Pelaku Terjatuh Kecelakaan Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli Polres Probolinggo Gagalkan Peredaran Sabu dan Ratusan Ribu Pil Okerbaya Kemasan Vitamin Ternak Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September

Ekonomi · 9 Mar 2023 18:36 WIB

Jelang Ramadhan, Harga Cabai Rawit di Lumajang Tembus Rp100/Kg


					PEDAS: Seorang pedagang cabai rawit di Pasar Randuagung Lumajang sedang menunggu pembeli. (*) Perbesar

PEDAS: Seorang pedagang cabai rawit di Pasar Randuagung Lumajang sedang menunggu pembeli. (*)

Lumajang,- Bulan Ramadhan masih dua pekan lagi. Namun harga cabai rawit di pasaran wilayah Kabupaten Lumajang semakin pedas saja.

Salah satu pedagang di Pasar Randuagung, Kecamatan Randuagung, Nurmawati mengatakan, sejak sepekan terakhir ini harga cabai terus mengalami kenaikan.

Bahkan menurutnya, harga komoditas dapur itu naik hampir setiap hari. Kenaikannya berkisar Rp1.500 ribu sampai dengan Rp9.000 per kilogram (kg).

Sebelumnya, kata Nurma, harga cabai rawit masih kisaran Rp60 ribu per kilogram. Namun saat ini, harga cabai rawit telah tembus Rp100 ribu per kilogram.

“Semua harga bahan baku memang sudah mengalami kenaikan. Yang bikin saya kaget itu harga cabai rawit naik jadi Rp 100 ribu per kilogramnya. Padahal sepuluh hari yang lalu harganya masih Rp55 ribu hingga Rp60 ribu per kilogram,” kata Nurmawati saat ditemui di lapak dagangannya, Rabu (9/3/2023).

Nurma menambahkan, kenaikan harga cabai ini disebabkan minimnya stok cabai dari petani ke Pasar Randuagung.

“Pengiriman dari petani dan pengepul ke pasar mulai berkurang. Makanya harga terus naik. Untuk cabai karena harganya naik, maka pembeli pun berangsur sepi,” tambahnya.

Sementara itu, Musta’in, petani cabai di Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Randuagung, menyampaikan, naiknya harga cabai salah satunya disebabkan curah hujan yang terus berlangsung. Padahal saat ini seharusnya sudah memasuki musim kemarau.

“Banyak tanaman cabai yang rusak disini. Daunnya keriting dan batangnya membusuk lalu mati. Kalau terus begini, mungkin harga cabai akan terus naik,” kata Musta’in saat ditemui di rumahnya.

Sebagian petani baru memasuki musim tanam. Sementara untuk cabai yang mulai berbuah banyak yang rusak. “Karena diguyur hujan terus-menerus,” imbuh dia. (*)

Editor: Mohamad S
Publisher: Zainullah FT

Artikel ini telah dibaca 9 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli

17 September 2025 - 20:39 WIB

Berkah MTQ XXXI Jatim, Ekonomi UMKM di Jember Ikut Tumbuh

17 September 2025 - 19:24 WIB

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Penyerapan Pupuk Organik di Lumajang Rendah, Alokasi Berpotensi Dikurangi

8 September 2025 - 18:54 WIB

Petani Tebu Lumajang Akhirnya Sumringah, Tumpukan Gula di Gudang Terjual Rp.79,7 Miliar

5 September 2025 - 19:13 WIB

Impor Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Konsumsi, Gula Petani Lokal Tak Terserap

4 September 2025 - 10:59 WIB

Kebanjiran Order, Persewaan Baju Karnaval di Pasuruan Raup Puluhan Juta

24 Agustus 2025 - 17:18 WIB

Trending di Ekonomi