Menu

Mode Gelap
Angka Kemiskinan Kota Probolinggo Tahun 2025 Turun Jadi 5,69 Persen, Masuk 6 Besar di Jatim Lumajang Beradaptasi dengan Efisiensi Anggaran, Fokus pada Pembangunan Infrastruktur Wanita di Winongan Dihadang Begal, Motor, HP, dan Uang Tunai Amblas Penerbangan Perdana Jember–Jakarta Kembali Ditunda, Dijadwalkan 23 September 2025 Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing Pembangunan Tak Boleh Molor, DPRD Lumajang Kawal Serapan Anggaran Hingga Tuntas

Sosial · 20 Jan 2023 17:03 WIB

Pernikahan Dini di Lumajang Tertinggi Kelima di Jawa Timur


					Pemasangan cincin pernikahan oleh mempelai pria. (foto: ilustrasi) Perbesar

Pemasangan cincin pernikahan oleh mempelai pria. (foto: ilustrasi)

Lumajang,- Pengadilan Agama (PA) Kabupaten Lumajang mencatat jumlah pernikahan dini atau dispensasi nikah selama Tahun 2022 mencapai 856 perkara.

Angka itu menempatkan Kabupaten Lumajang di peringkat 5 dengan angka pernikahan anak di bawah umur tertinggi di Jawa Timur.

Meski demikian, angka itu turun tiga strip dibanding tahun sebelumnya yang menempati peringkat ke dua di Jawa Timur dengan total 903 perkara.

Peringkat 1 ditempati Kabupaten Malang dengan 1.434 perkara, lalu Kabupaten Jember 1.357 perkara, kemudian Kabupaten Probolinggo 1.136 perkara, dan peringkat 4 Kabupaten Banyuwangi 877 dengan perkara.

Hakim PA Kabupaten Lumajang Anwar mengatakan, selama tiga tahun terakhir, angkah pernikahan dini di Kabupaten Lumajang dalam tiga tahun terakhir memang mengalami penurunan.

Rinciannya, tahun 2020, jumlah perkara dispensasi kawin yang ditangani sebanyak 1.046 perkara. Sementara, tahun 2021 terdapat 903 perkara.

“Memang ada penurunan kalau kita lihat dari grafik, tapi jumlah ini masih terbilang tinggi. Jadi, pemerintah harus terus melakukan evaluasi agar anak-anak ini tidak kebelet menikah,” kata Anwar, Jum’at (20/1/2023).

Dari 856 permohonan dispensasi kawin yang masuk ke Pengadilan Agama Kabupaten Lumajang, seluruhnya dikabulkan oleh majelis hakim.

Sebab, kata Anwar, hal itu dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Seperti misalnya gunjingan para tetangga yang bisa menyebabkan beban psikis bagi anak dan berakibat munculnya tindak kriminal lantaran belum kuat secara mental.

“Rata-rata dikabulkan, ya karena kita ingin menghindari mudarat yang lebih besar, karena mereka yang mengajukan ini rata-rata sudah pernah tidur bersama, bahkan ada yang sudah hamil,” terang Anwar.

“Daripada membuat gaduh di tengah masyarakat, ya lebih baik dinikahkan saja, setidaknya orang melihat sudah ada yang bertanggungjawab,” pungkas dia. (*)

Editor: Mohamad S
Publisher: Zainullah FT

Artikel ini telah dibaca 493 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Angka Kemiskinan Kota Probolinggo Tahun 2025 Turun Jadi 5,69 Persen, Masuk 6 Besar di Jatim

18 September 2025 - 19:40 WIB

Innalillahi! HM. Buchori, Eks Wali Kota Probolinggo Dua Periode Meninggal Dunia

15 September 2025 - 15:04 WIB

Terganjal Aturan, Pasien ‘Celebral Palsy’ di Kota Probolinggo Tidak Lagi Menerima Layanan Fisioterapi

13 September 2025 - 20:09 WIB

Aktivitas Paralayang di Kawasan Bromo Viral, TNBTS Tegaskan Dilarang, Hormati Kesucian Adat Tengger

13 September 2025 - 15:18 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Jember: Waspadai Potensi Banjir dan Longsor Hingga 17 September

11 September 2025 - 20:31 WIB

Ada Dugaan Penculikan Anak di Kota Probolinggo, Polisi Minta Warga Tidak Panik

10 September 2025 - 19:57 WIB

Kekeringan Meluas, BPBD Kabupaten Probolinggo Petakan Daerah Rawan Krisis Air Bersih

9 September 2025 - 15:30 WIB

Jalur Gumitir Dibuka Lebih Awal, DPRD Jember Ingatkan Pengguna Jalan Soal Hal ini

2 September 2025 - 20:54 WIB

Kabar Baik! Jalur Gumitir Jember-Banyuwangi Bisa Dilintasi Mulai 4 September 2025

2 September 2025 - 18:45 WIB

Trending di Sosial