Menu

Mode Gelap
Aksi Pengeroyokan di Gondangwetan, Korban Luka, Pelaku Terjatuh Kecelakaan Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli Polres Probolinggo Gagalkan Peredaran Sabu dan Ratusan Ribu Pil Okerbaya Kemasan Vitamin Ternak Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September Luka Parah Akibat Ledakan Bondet, Maling Motor di Grati Pasuruan Akhirnya Tewas

Religi & Pesantren · 7 Des 2022 16:45 WIB

PWNU Usulkan Literasi Warga Negara Berbasis Agama untuk Kalangan Milenial


					PWNU Usulkan Literasi Warga Negara Berbasis Agama untuk Kalangan Milenial Perbesar

Probolinggo,- Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim) mengusulkan panduan literasi kewarganegaraan berbasis agama untuk kalangan generasi milenial kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Hal itu bertujuan untuk menjaga kedaulatan dan perdamaian melalui jejaring internet.

Hal tersebut disampaikan Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim, KH. Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah saat acara halaqah fiqih yang diadakan PBNU di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Pajarakan, Probolinggo Rabu (7/12/2022).

Menurut Kiai Mutawakkil, panduan literasi tersebut ditujukan kepada generasi milenial atau generasi Z yang sangat erat dengan aktivitas di dunia maya ataupun internet. Sehingga dianggap perlu adanya panduan literasi yang aplikatif dari pihak PBNU.

Hal tersebut juga bertujuan untuk menjaga hubungan perdamaian di dalam internal negara, maupun di luar negara Indonesia. Karena, saat ini ruang-ruang dunia maya ini perlu dijelajahi oleh PBNU untuk memberikan pencerahan pada generasi milenial.

“Apalagi saat ini PBNU sudah mendunia dan menjadi kiblat perdamaian dunia oleh negara-negara lain saat ini,” ungkap Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong ini.

Lebih lanjut Kiai Mutawakkil menjelaskan, literasi kewarganegaraan berbasis agama tersebut, merupakan agama yang kaffah (komprehensif). Begitupun PBNU saat ini memiliki aset yang cukup besar dari kalangan ulama yang mempuni di bidang fiqih.

Menurutnya, qoidul fikiah atau ilmu sosial yang dimiliki saat ini telah terbangun secara lentur pada persoalan-persolan sosial masyarakat saat ini. Baik yang klasik maupun modern.

“Itu sudah ada. Sehingga saya merasa perlu PBNU untuk mengambil langkah-langkah seperti itu,” jelas Kiai Mutawakkil.

“Isu perbedaan pendapat hubungan agama dan negara di tengah masyarakat masih terus bergulir. Oleh karena itu PBNU mengkaji isu itu,” pungkasnya.

Sekadar informasi, dalam acara halaqah fiqh dan ushul fiqh yang diadakan di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong tersebut dihadiri oleh Dr. KH. Hilmy Muhammad, dari Krapyak, Yogyakarta dan KH. Muhammad Silahuddin.(*)

 

Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Berkah MTQ XXXI Jatim, Ekonomi UMKM di Jember Ikut Tumbuh

17 September 2025 - 19:24 WIB

Perjuangan Ahmad Musaddad, Qari Tunanetra Asal Jember yang Tampil Memukau di MTQ XXXI Jatim

17 September 2025 - 15:16 WIB

Fisik Terbatas tak Halangi Para Tunanetra Unjuk Kebolehan di MTQ Jatim XXXI Jember

16 September 2025 - 17:24 WIB

Innalillahi! HM. Buchori, Eks Wali Kota Probolinggo Dua Periode Meninggal Dunia

15 September 2025 - 15:04 WIB

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Meriahnya Pembukaan MTQ XXXI Jatim di Jember, Diwarnai Pertunjukan Drone dan Tari Taksu Ilahi

14 September 2025 - 06:57 WIB

MTQ Jawa Timur XXXI di Jember Resmi Dibuka, Disebut Setara Even Nasional

14 September 2025 - 06:33 WIB

Terganjal Aturan, Pasien ‘Celebral Palsy’ di Kota Probolinggo Tidak Lagi Menerima Layanan Fisioterapi

13 September 2025 - 20:09 WIB

Aktivitas Paralayang di Kawasan Bromo Viral, TNBTS Tegaskan Dilarang, Hormati Kesucian Adat Tengger

13 September 2025 - 15:18 WIB

Trending di Sosial