Menu

Mode Gelap
Curi Sepeda Angin Milik Petani di Probolinggo, Warga Malang Babak Belur Dimassa Gempa Guncang Timur Laut Banyuwangi, KAI Daop 9 Jember Sebut Tidak Ada Kerusakan BPS Sebut Angka Kemiskinan Jember Turun jadi 8,67 Persen Berbahaya! 13 Kendaraan Jip Bromo Gagal Penuhi Standar saat Uji KIR Kebakaran Landa Gedung PT. Sorini Towa Berlian Corporindo, Tiga Pekerja Luka Bakar Dulu Penerima PKH, Kini Juragan Kerupuk, Kisah Lukman dari Lorong Sempit Desa Semeru

Peristiwa · 9 Okt 2022 11:06 WIB

Banjir Bandang Lumajang Rusak 12 Rumah, Aktifitas Warga Belum Normal


					NORMALISASI: Suasana Desa Ranupani, Senduro, Lumajang, pasca diterjang banjir bandang. (foto: Asmadi). Perbesar

NORMALISASI: Suasana Desa Ranupani, Senduro, Lumajang, pasca diterjang banjir bandang. (foto: Asmadi).

Lumajang,- Hujan deras yang mengguyur wilayah perkampungan warga Tengger, tepatnya di Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jum’at (7/10/22) malam, membuat wilayah tersebut terendam banjir.

Bahkan, banjir lumpur tersebut mengakibatkan 12 rumah rusak. Sebab banjir yang membawa material lumpur memiliki mengendap di perkampungan dengan ketebalan hingga 40 sentimeter.

Warga Desa Ranupani, Rudi (35) mengatakan, banjir membuat aktifitas warga lumpuh. Selain itu, teras dan bangunan rumahnya jebol, peralatan rumahnya pun saat ini masih tertimbun lumpur.

“Hujannya deras sekali, akhirnya air masuk ke rumah,” kata Rudi saat ditemui di rumahnya, Minggu (9/10/22).

Salah satu perangkat Desa Ranupani, Nunuk menyebut, sedikitnya ada 12 rumah warga rusak akibat banjir ini. Menurut catatan pemerintah desa, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

“Ada sekitar 12 rumah yang terdampak, kami masih melakukan pendataan dengan petugas BPBD Lumajang. Untuk korban jiwa hingga saat ini masih belum ada,” kata Nunuk.

Sementara itu, Plt. Kepala Seksi III Balai Besar (BB) Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Khoirul Sholeh saat dihubungi melalui selulernya menjelaskan, hujan deras juga mengguyur kawasan konservasi BB TNBTS.

Sejumlah titik di kawasan TNBTS yang longsor, diantaranya di KM 17, KM 19, dan KM 20. “Kawasan TNBTS ada 6 titik tanah longsor,” ucap Khoirul.

Saat ini, dititik longsor tersebut sudah bisa dilalui. Namun untuk warga yang hendak melintas diharapkan agar tetap berhati-hati.

Terpisah, Humas TNBTS Syarif Hidayat mengungkapkan, banjir lumpur yang terjadi di Desa Ranupani itu disebabkan oleh sistem pertanian di lereng-lereng desa, yang saluran irigasinya kurang tertata dengan baik.

“Bisa dibilang, tiap tahun kalau curah hujan tinggi, Desa Ranupani banjir dengan membawa material lumpur. Ranupani itu desa yang ada di dalam kawasan (TNBTS), tetapi tidak termasuk dalam pengelolaan TNBTS, wilayah tersendiri,” urainya. (*)

 

Editor : Efendi Muhammad

Publisher : Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 24 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kebakaran Landa Gedung PT. Sorini Towa Berlian Corporindo, Tiga Pekerja Luka Bakar

25 September 2025 - 16:52 WIB

Petaka Dinihari, Api Lalap Gedung SMKN 1 Winongan Pasuruan

23 September 2025 - 11:05 WIB

Truk Pecah Ban Tabrak Dua Rumah dan Dua Mobil di Purwosari, Sopir Tewas

22 September 2025 - 15:29 WIB

Perdana ke Jember, Truk Ekspedisi Kecelakaan di Lumajang

22 September 2025 - 13:10 WIB

Innalillahi! Mr. X Ditemukan Membusuk di Jalur Pendakian Gunung Arjuno

20 September 2025 - 21:28 WIB

Tragis! Emak-emak Terlindas Truk di Jalur Pantura usai Antar Anak Bekerja

20 September 2025 - 11:05 WIB

Diguyur Hujan Dua Hari, Jembatan Penghubung Kecamatan di Lumajang Putus Total

19 September 2025 - 18:26 WIB

Wanita di Winongan Dihadang Begal, Motor, HP, dan Uang Tunai Amblas

18 September 2025 - 18:34 WIB

Kantor KUD di Beji Pasuruan Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

16 September 2025 - 13:21 WIB

Trending di Peristiwa