Menu

Mode Gelap
Heboh! Wanita Dimutilasi jadi 65 Bagian, Potongan Tubuh Ditemukan di Pacet Mojokerto Polo’an SAE Probolinggo Dimulai, Kenduri Kebhinekaan dari Masjid untuk Rakyat Warga Pasuruan Geger, Bayi Laki-laki Ditemukan di Bekas Kolam Lele Ikon ‘I Like Lumajang’ Alun-alun Tak Tersentuh Perbaikan, DLH Beri Alasan Begini Edisi ke-12 Bromo Marathon, Ribuan Pelari Adu Cepat Taklukkan Perbukitan Tengger Alun-alun Lumajang Mulai Bersolek, PKL Tetap Nyaman Berjualan

Ekonomi · 15 Jun 2022 14:47 WIB

Efek PMK, Produksi Susu di Pasuruan Anjlok, Koperasi Kelimpungan


					Efek PMK, Produksi Susu di Pasuruan Anjlok, Koperasi Kelimpungan Perbesar

Pasuruan,- Produksi susu perah yang menurun drastis membuat pasokan susu ke sejumlah koperasi susu di Kabupaten Pasuruan ikut anjlok. Kondisi ini membuat koperasi penyedia susu perah Kelimpungan.

Hal itu diungkapkan oleh Manajer Koperasi Susu Kelompok Tani Karya Amanah, Gaung Andaka Ranggi Purbangkara, Rabu (15/6/2022).

Menurutnya, pasokan susu sapi dari peternak turun sampai 50 persen. Stok yang biasanya 7000 liter susu per hari, sekarang hanya 3500 liter per hari.

“Penurunan ini kami rasakan sejak 3 minggu terakhir,” kata Gaung kepada wartawan.

Dijelaskan Gaung, selain produksi susu yang anjlok, kualitas susu juga ikut menurun. Hal itu disebabkan karena sapi-sapi yang sakit tidak mau makan sehingga berimbas pada produktivitas susu.

“Kalau makannya sedikit ya otomatis kualitas turun. Susunya juga ndak bisa keluar,” jelasnya.

Gaung menambahkan, Koperasi Susu Kelompok Tani Karya Amanah, memilik anggota sebanyak 370 peternak. Ratusan peternak ini memelihara sekitar 3000 sapi perah yang tersebar di wilayah Kecamatan Lekok, Grati, dan Nguling.

“Dari ribuan sapi itu, ada sekitar 80 persen sapi perah yang sakit dengan gejala PMK. Gejalanya mulutnya sakit berlendir seperti sariawan, kukunya kayak keropos terus lama-lama lepas, ” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Koperasi Kelompok Tani Karya Amanah, Udik Djanuantoro, berharap agar Pemerintah Kabupaten Pasuruan bisa lebih cepat melakukan penanganan.

“Peternak sapi perah ini setornya harian, jika PMK tidak segera ditangani, saya khawatir para peternak bisa kehilangan mata pencahariannya,” papar Udik. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 57 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Petani Tebu Lumajang Akhirnya Sumringah, Tumpukan Gula di Gudang Terjual Rp.79,7 Miliar

5 September 2025 - 19:13 WIB

Impor Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Konsumsi, Gula Petani Lokal Tak Terserap

4 September 2025 - 10:59 WIB

Kebanjiran Order, Persewaan Baju Karnaval di Pasuruan Raup Puluhan Juta

24 Agustus 2025 - 17:18 WIB

Dari Dapur Nenek ke Meja Milenial, Makanan Tradisional yang Menyatukan Zaman

24 Agustus 2025 - 15:15 WIB

Target Luas Tanam Tembakau di Kabupaten Probolinggo Belum Tercapai

18 Agustus 2025 - 17:22 WIB

Harga Tembakau di Probolinggo Mulai Melonjak, Tembus Rp 66 Ribu/Kg

15 Agustus 2025 - 14:48 WIB

Klaim Kondisi Sedang Tidak Baik, Gudang Garam Paiton tak Jamin Beli Tembakau

14 Agustus 2025 - 18:53 WIB

Cegah Penimbunan, Satgas Pangan Sidak Produsen dan Agen Beras di Pasuruan

14 Agustus 2025 - 17:48 WIB

Momentum Kemerdekaan, Okupansi Hotel di Bromo Naik hingga 70 Persen

12 Agustus 2025 - 18:57 WIB

Trending di Ekonomi