Menu

Mode Gelap
Umat Hindu Tengger Rayakan Kuningan, Berharap Dianugerahi Kesehatan dan Keselamatan KAI Daop 9 Jember Tawarkan Sensasi Nikmati Keindahan Alam Diatas Kereta Didampingi Gus Haris, Gubernur Khofifah resmikan SMKN Sukapura di Probolinggo Pelaku Tabrak Lari Pelajar SMK di Pasuruan Ditangkap, Mengaku Takut Dimassa Haru Mardijah, Nenek Berusia 104 Tahun di Jember yang Bakal Naik Haji Kankemenag Kota Probolinggo Bakal Berangkatkan 213 Jamaah Calon Haji, Dilepas Tanggal 26 Mei

Ekonomi · 15 Jun 2022 14:47 WIB

Efek PMK, Produksi Susu di Pasuruan Anjlok, Koperasi Kelimpungan


					Efek PMK, Produksi Susu di Pasuruan Anjlok, Koperasi Kelimpungan Perbesar

Pasuruan,- Produksi susu perah yang menurun drastis membuat pasokan susu ke sejumlah koperasi susu di Kabupaten Pasuruan ikut anjlok. Kondisi ini membuat koperasi penyedia susu perah Kelimpungan.

Hal itu diungkapkan oleh Manajer Koperasi Susu Kelompok Tani Karya Amanah, Gaung Andaka Ranggi Purbangkara, Rabu (15/6/2022).

Menurutnya, pasokan susu sapi dari peternak turun sampai 50 persen. Stok yang biasanya 7000 liter susu per hari, sekarang hanya 3500 liter per hari.

“Penurunan ini kami rasakan sejak 3 minggu terakhir,” kata Gaung kepada wartawan.

Dijelaskan Gaung, selain produksi susu yang anjlok, kualitas susu juga ikut menurun. Hal itu disebabkan karena sapi-sapi yang sakit tidak mau makan sehingga berimbas pada produktivitas susu.

“Kalau makannya sedikit ya otomatis kualitas turun. Susunya juga ndak bisa keluar,” jelasnya.

Gaung menambahkan, Koperasi Susu Kelompok Tani Karya Amanah, memilik anggota sebanyak 370 peternak. Ratusan peternak ini memelihara sekitar 3000 sapi perah yang tersebar di wilayah Kecamatan Lekok, Grati, dan Nguling.

“Dari ribuan sapi itu, ada sekitar 80 persen sapi perah yang sakit dengan gejala PMK. Gejalanya mulutnya sakit berlendir seperti sariawan, kukunya kayak keropos terus lama-lama lepas, ” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Koperasi Kelompok Tani Karya Amanah, Udik Djanuantoro, berharap agar Pemerintah Kabupaten Pasuruan bisa lebih cepat melakukan penanganan.

“Peternak sapi perah ini setornya harian, jika PMK tidak segera ditangani, saya khawatir para peternak bisa kehilangan mata pencahariannya,” papar Udik. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 52 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kisah Yulianto, Petani Lumajang yang Berani Ambil Risiko

25 April 2025 - 13:32 WIB

Pemkot Probolinggo Mulai Persiapkan Koperasi Merah Putih, Optimis Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

22 April 2025 - 17:03 WIB

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Trending di Ekonomi