Menu

Mode Gelap
KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU Toyota Fortuner Terjun ke Sungai di Jalur Wisata Bromo, 2 Orang Luka-luka Masuki Musim Hujan, Polisi Imbau Pengendara Waspada Longsor di Piket Nol Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06 Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

Kesehatan · 4 Jun 2022 15:33 WIB

Banyak Sapi Terpapar PMK, Produksi Susu di Pasuruan Anjlok


					Banyak Sapi Terpapar PMK, Produksi Susu di Pasuruan Anjlok Perbesar

Lumbang,- Produksi susu segar di Desa Panditan, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Pasuruan menurun drastis. Penyebabnya sapi perah di desa tersebut banyak yang mengalami sakit diduga terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Menurut Salah satu perternak sapi perah di Desa Panditan, Ersan, produksi susu di desanya menurun sejak sepekan ini. Warga sangat resah, karena produksi susu segar selama ini menjadi mata pencaharian pokok bagi warga setempat.

“Mata pencaharian warga di sini cuma mengandalkan sapi ini mas, kalau ke ladang atau sawah tidak ada,” kata Ersan, Sabtu (4/6/22).

Dijelaskan Ersan, dalam kondisi normal, dia mampu menghasilkan 50 liter susu per hari. Namun semenjak banyak sapi yang sakit, ia kini hanya bisa menghasilkan 15 liter susu per hari.

“Sehari biasanya 50 liter sekarang 15 liter, karena sapinya tidak mau makan yanotomatis susunya tidak keluar,” keluhnya saat ditanya wartawan.

Ersan menambahkan, di Desa Panditan ada puluhan sapi perah yang sakit dengan gejala mirip PMK. Sapi perah yang sakit itu mengalami benjolan di mulut sehingga sapi sulit mengunyah makanan.

“Solusinya dibuatkan jenang (bubur, red) yanh dimasukkan pakai tangan sampai tenggorokan, baru sapi bisa makan. Kalau tidak seperti ini sapi tidak mau makan,” terang dia.

Ersan berharap, Dinas Peternakan Kabupaten Pasuruan segera bisa menemukan solusi untuk menanggulangi wabah PMK ini. Agar mata pencaharian warga kembali normal.

“Kami peternak sapi berharap kondisi ininsegera ditangani dinas terkait. Entah diberi obat, kalau ada vaksinnya kita ya mau ternak disuntik vaksin,” harap Ersan. (*)

Editor: Efendi Muhamad
Publisher: Zainul Hasan

Artikel ini telah dibaca 21 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06

3 Agustus 2025 - 10:11 WIB

Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

3 Agustus 2025 - 09:39 WIB

Capaian Cek Kesehatan Gratis Lumajang Baru 12,7 Persen, Tantangan Edukasi Masih Besar

27 Juli 2025 - 11:24 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Petani Semangka di Ambulu Jember Keluhkan Minimnya Pendampingan, Jamur Jadi Ancaman Utama

24 Juli 2025 - 19:37 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Turun Usai Panen Raya, Fokus ke Panen Gaduh

24 Juli 2025 - 19:10 WIB

Berkah Piodalan, Omzet UMKM dan Home Stay di Senduro Puluhan Juta

23 Juli 2025 - 16:31 WIB

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Trending di Ekonomi