Menu

Mode Gelap
Satpolairud Polres Pasuruan Kota Tempati Gedung Baru di Panggungrejo Fisik Terbatas tak Halangi Para Tunanetra Unjuk Kebolehan di MTQ Jatim XXXI Jember Parkir di Selatan Alun-alun Kota Probolinggo, Motor Matic Raib Residivis Ditangkap Usai Satroni Sekolah dan TPQ Pasca Laka Maut di Jalur Bromo, Usulan Pembangunan Jalur Penyelamat Menguat Kantor KUD di Beji Pasuruan Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Budaya · 2 Mar 2022 18:22 WIB

Gegara Pandemi Covid-19, Pawai Ogoh-ogoh Tengger Digelar Sederhana


					Gegara Pandemi Covid-19, Pawai Ogoh-ogoh Tengger Digelar Sederhana Perbesar

PASURUAN,- Arak-arakan ogoh-ogoh di wilayah Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan tahun ini digelar secara sederhana. Umat hindu di lereng Bromo ini melaksanakan ritual Nyepi, termasuk Pawai Ogoh-ogoh, hanya di desanya masing masing.

Meskipun tidak semeriah pada tahun-tahun sebelum Covid-19 melanda, namun puluhan umat hindu terlihat hikmat memanjatkan doa kepada Sanghyang Widhi atau Tuhan Semesta Alam.

Camat Tosari, Edy Priyanto mengatakan, arak-arakan ogoh-ogoh yang dilakukan secara terpisah, sudah berlangsung selama tiga tahun atau semenjak ada Covid-19. Hal ini dilakukan guna mencegah terjadinya kerumunan warga.

Pawai ogoh-ogoh, dijelaskan Edy, sempat direncanakan untuk digelar secara terpusat. Namun terbitnya Imendagri bahwa Kabupaten Pasuruan masuk level 3 PPKM, maka perayaan Ogoh-ogoh terpusat akhirnya ditunda.

“Pandemi Covid-19 menjadi perhatian kita bersama, maka dari itu perayaan ogoh-ogoh dilakukan berpencar di setiap desa,” kata Edy, Rabu (2/3/22).

Mulai hari ini, Rabu (2/3/2022) dua jalur menuju kawasan wisata Bromo ditutup. Penutupan dilakukan di 2 pintu masuk, yakni di Desa Balaidono dan Desa Mororejo, Kecamatan Tosari.

“Ini kami lakukan untuk menghindari kerumunan. Kami lakukan itu untuk kesehatan kita bersama,” ujar Edy menegaskan.

Sementara itu, salah seorang warga Tosari, Nike mengatakan, sebenarnya warga merasa kecewa karena pawai ogoh-ogoh tidak dirayakan dengan meriah dan melibatkan desa lain.

“Tapi saya tetap bersyukur karena kegiatan ini masih bisa dilakukan meskipun terpisah,” ucap dia. (*)


Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : Albafillah

Artikel ini telah dibaca 33 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kemeriahan Maulid Nabi di Pasuruan, Warga Berebut Barang dalam Tradisi Arebbuan

5 September 2025 - 10:53 WIB

Padepokan Fashion Carnaval Probolinggo, Kuatkan Identitas Kebudayaan Indonesia

31 Agustus 2025 - 20:40 WIB

Terinspirasi Pejuang Kemerdekaan, Peserta Tajemtra Berusia 70 Tahun ini Tuntaskan Rute 30 KM

24 Agustus 2025 - 08:33 WIB

15 Ribu Peserta Semarakkan Tajemtra 2025, Termasuk WNA China

24 Agustus 2025 - 02:02 WIB

Tajemtra 2025 Siap Digelar, 15.171 Peserta Terdaftar

22 Agustus 2025 - 19:22 WIB

Dorong Wisatawan Kenali Budaya Tengger, Bupati Gus Haris Siapkan Kalender Even di Bromo

9 Agustus 2025 - 20:51 WIB

Hari Raya Karo, 3 Desa Lereng Bromo Probolinggo Gelar Ritual Tari Sodoran

9 Agustus 2025 - 18:19 WIB

Wisatawan Mancanegara Ramaikan Tradisi Jolen di Lereng Gunung Semeru

28 Juli 2025 - 19:28 WIB

Tradisi Ujung dan Ujub, Upaya Menolak Bala di Desa Kandangan

28 Juli 2025 - 18:00 WIB

Trending di Budaya