Menu

Mode Gelap
Operasi Patuh Semeru Digelar, ini 8 Pelanggaran yang Jadi Target Kepolisian Hari Pertama Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo, Dipantau Langsung Gubernur Khofifah Tiga Korban Perahu Terbalik di Lekok Masih Hilang, Pencarian Dilanjutkan Besok Dua Maling Motor yang Ditembak Polisi di Gending Divonis 11 Bulan dan 1 Tahun 6 Bulan Janda di Pasuruan Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Rumahnya Pedang Pora Sambut Kedatangan AKBP M. Wahyudin Latif di Polres Probolinggo

Gaya Hidup · 1 Feb 2022 16:32 WIB

Menikmati Panorama Bromo Sambil ‘Nyruput’ Kopi Bor


					Menikmati Panorama Bromo Sambil ‘Nyruput’ Kopi Bor Perbesar

Probolinggo – Bagi sebagian orang, menikmati kopi di warung maupun kafe di kawasan wisata Gunung Bromo hal biasa. Namun bagaimana rasanya menikmati kopi yang diaduk dengan mesin bor?

Ya, kopi bor ini hanya ada di wisata Gunung Bromo, yang dijual pedagang kopi keliling. Saat Anda berkunjung ke Gunung Bromo, khususnya di padang savana, Anda akan banyak menemui pedagang kopi keliling.

Namun ada pedagang kopi, Suwignyo (37), warga Jemplang, Kabupaten Malang yang sajian kopinya berbeda. Secara umum pembuatan kopi yang dijual Suwignyo seperti pembuatan kopi pada umumnya, namun kopi serta cara mengaduknya yang berbeda.

Suwignyo sendiri menjual Kopi Bromo Tengger, kopi unggulan warga Tengger. Sedangkan kopi lain yang jual yakni kopi susu. Namun, untuk kopinya, Suwigyo tetap menggunakan Kopi Bromo Tengger.

“Yang berbeda dengan kopi-kopi yang lain yakni cara mengaduknya, di mana saya menggunakan mesin bor. Mata bor saya ganti dengan menggunakan sendok, selain otomatis, proses pengadukan bisa lebih cepat,” ujarnya.

Ide kopi bor itu sendiri, bermula saat pandemi Covid-19, dimana ia harus beralih profesi dari kuli bangunan menjadi penjual kopi. Dari situlah, mesin bor ia gunakan untuk mengaduk kopi. Selain untuk mempecepat proses pengadukan, juga sebagai ciri khas ia berjualan kopi.

Suwignyo sendiri menjual kopi bor, per gelas dengan harga Rp5.000, sama seperti harga kopi pada penjual lainnya. Namun yang membedakan yakni cara mengaduknya yang khas.

“Bersyukur, dengan berjualan kopi bor ini, banyak wisatawan yang membeli kopi saya. Tak jarang banyak orang bertanya, dan penasaran karena kopi diaduk dengan mesin bor,” imbuhnya.

Salah satu wisatawan asal Probolinggo, Adrianto mengatakan, kopi bor ini unik. Selain diaduk dengan mesin bor, rasa Kopi Bromo Tengger juga khas, sangat khas.

“Saya sering ke Gunung Bromo, karena dekat. Namun, ketika saya ke Bromo yang tidak saya lewatkan yakni menikmati kopi bor, sambil menyaksikan keindahan Gunung Bromo,” ujarnya. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 58 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Uansut, Seni Menyesap Kopi yang Terlupakan

13 Juli 2025 - 13:38 WIB

GOR A. Yani Kota Probolinggo Dirancang jadi Sentra Kuliner, Libatkan 117 PKL

26 Juni 2025 - 17:45 WIB

Tata Ulang Kota, Pemkot Probolinggo Mulai Bongkar Bedak GOR A. Yani

21 Juni 2025 - 20:52 WIB

Abrasi Jebol Gedung Sekolah, Gubernur Khofifah Bangun Bronjong di Kali Kertosono

19 Juni 2025 - 17:11 WIB

Pasca Yadnya Kasada, Polres Probolinggo Kerahkan Personel Bersih-bersih Bromo

14 Juni 2025 - 20:35 WIB

Lahan Pertanian di Lereng Bromo Jarang Tersentuh Pupuk Subsidi, Pemkab Probolinggo Cari Solusi

13 Juni 2025 - 19:16 WIB

Pasca Yadnya Kasada, Satu Ton Sampah Berserakan di Kawasan Bromo

12 Juni 2025 - 16:20 WIB

Gunung Raung Erupsi, Kolom Abu Setinggi 750 Meter

11 Juni 2025 - 16:19 WIB

Inovasi Desa Purworejo Lumajang Ubah Sampah Organik Jadi Makanan Magot Bernilai Ekonomis Tinggi

28 Mei 2025 - 15:59 WIB

Trending di Lingkungan