Menu

Mode Gelap
Satpolairud Polres Pasuruan Kota Tempati Gedung Baru di Panggungrejo Fisik Terbatas tak Halangi Para Tunanetra Unjuk Kebolehan di MTQ Jatim XXXI Jember Parkir di Selatan Alun-alun Kota Probolinggo, Motor Matic Raib Residivis Ditangkap Usai Satroni Sekolah dan TPQ Pasca Laka Maut di Jalur Bromo, Usulan Pembangunan Jalur Penyelamat Menguat Kantor KUD di Beji Pasuruan Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Religi & Pesantren · 2 Jan 2022 16:15 WIB

Kiai Mutawakkil : Jangan Pisahkan Tripilar Pagar Nusa


					Kiai Mutawakkil : Jangan Pisahkan Tripilar Pagar Nusa Perbesar

PAJARAKAN,- Perayaan Apel Akbar dan Tarung Bebas yang digelar Pagar Nusa Komisariat Genggong untuk memeriahkan Hari Lahir (Harlah) Pagar Nusa ke-36 mendapatkan wejangan khusus dari Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Zainul Hasan Genggong, KH. Moh Hasan Mutawakkil Alallah.

Wejangan itu disampaikan Kiai Mutawakkil ketika Apel Akbar di halaman P5 PZH Genggong, Desa Karangbong, Kecamatan Pajarakan, Minggu (2/1/2022) kepada para pendekar dari Perguruan Komisariat Genggong yang hadir memeriahkan Milad Pagar Nusa dan Tarung Bebas.

Menurut Kiai Mutawakkil, pendekar saat ini jika memiliki rasa egoisme tinggi, merasa dirinya harus mengangkat martabat padepokan itu sudah merupakan hal biasa yang meskipun hal itu tidak dimiliki para pendekar Pagar Nusa di masa dulu.

Dikatakan Kiai Mutawakkil, sejatinya Pagar Nusa tidak hanya merupakan seni beladiri saja, Namun juga merupakan gerakan olahraga, keagamaan, Indonesia yang menjadikannya tripilar Pagar Nusa dan ketiganya tersebut tidak boleh dipisahkan satu lain.

“Kalau bagi pendekar Pagar Nusa dulu, ulama merupakan medan perjuangan bagi mereka dan hal ini yang sekarang, hari ini tidak ditemukan di perguruan tinggi pencak silat manapun. Oleh karena itu jangan pisahkan tripilar ini,” kata Kiai Mutawakki.

Sebagai pendekar, Ketua MUI Jawa Timur ini berpesan, agar menempatkan semuanya sebagai ibadah. Terlebih, jika menjadi pendekar agar tripilar tetap menjadi prinsip sehingga bisa dan mampu untuk menjaga marwah dan martabat Nahdlatul Ulama (NU).

“Kalau pendekar dulu, jika ada yang coba-coba mengganggu kiai, ulama dan habaib, maka Pagar Nusa tidak perlu dikomando, tidak boleh bertarung tanpa jelas, menempatkan ibadah, berharap agar prinsip melekat di jiwa, sehingga marwah dan martabat NU terjaga,” tuturnya.

Sayangnya, sambutan mantan Ketua PWNU Jawa Timur ini tidak lama. Karena sebelum sambutan, Kiai Mutawakkil mengatakan, jika sambutannya paling lama berdurasi tujuh menit.

“Tenang, saya paham, karena sampai saat ini pendekar tidak ada yang diajarkan jurus anti sinar matahari,” ujarnya disambut gelak tawa peserta apel. (*)

 

Editor : Ikhsan Mahmudi

Publisher : A. Zainullah FT

Artikel ini telah dibaca 24 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Fisik Terbatas tak Halangi Para Tunanetra Unjuk Kebolehan di MTQ Jatim XXXI Jember

16 September 2025 - 17:24 WIB

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Meriahnya Pembukaan MTQ XXXI Jatim di Jember, Diwarnai Pertunjukan Drone dan Tari Taksu Ilahi

14 September 2025 - 06:57 WIB

MTQ Jawa Timur XXXI di Jember Resmi Dibuka, Disebut Setara Even Nasional

14 September 2025 - 06:33 WIB

Berkah Even MTQ Jawa Timur 2025, Hunian Hotel di Jember Melonjak

13 September 2025 - 08:48 WIB

Belasan Tahun Berlatih Tilawah, Istiqamah dan Doa Guru Jadi Bekal Herman di Panggung MTQ Jawa Timur 2025

13 September 2025 - 07:29 WIB

Dinkes Jember Siapkan 175 Tim Medis untuk Sukseskan MTQ XXXI Jawa Timur 2025

12 September 2025 - 19:11 WIB

Jelang Konfercab NU Kraksaan, Desakan Reformasi Pengurus Terjerat Pusaran Korupsi Bermunculan

12 September 2025 - 16:58 WIB

Mengenal Gus Hafid dari Ponpes Nurul Qodim, Kiai Muda Sejuta Potensi Harapan Nahdliyin

11 September 2025 - 19:44 WIB

Trending di Religi & Pesantren