Menu

Mode Gelap
Kapolres Probolinggo Tinjau Lokasi Terdampak Gempa di Tiris, Salurkan Bantuan Top Up Barcode Subsidi Wajib Lewat Bank Jatim, Penambang Pasir Lumajang Kini Harus Legal Top Up Barcode Subsidi Harus Lewat Verifikasi Izin Tambang, BPRD Terapkan Skema Baru Polisi Ringkus Tiga Terduga Pembunuh Korban yang Ditemukan di Sungai Pasuruan Menatap Masa Depan Lumajang Melalui Lensa Anak Muda Peduli Gempa Tiris, Bupati Gus Haris Tinjau Langsung dan Salurkan Bantuan

Ekonomi · 8 Mar 2018 05:10 WIB

Harga Cabai Meroket, Pemilik Warung Rela Tak Dapat Untung


					Harga Cabai Meroket, Pemilik Warung Rela Tak Dapat Untung Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Tingginya harga cabai yang menembus angka Rp 60 ribu per kilogram, membuat sejumlah pemilik warung di Kota Probolinggo resah. Namun para pemilik dan pengusaha warung makan justru enggan naikkan harga nasi, dengan alasan agar para pelanggan tidak kabur.

Muhammad Nur Wahyudi, pemilik Warung Lakar Sae di areal Stadion Bayuangga Kota Probolinggo yang khas dengan ayam pedas menjamin tak akan mengurangi jumlah cabai, meski harganya kian tak terjangkau. Sebab, warung miliknya selama ini identik dengan menu makanan pedas.

“Meski harga cabai naik dan biaya nambah, kami tak akan naikkan harga nasi dan menu berbahan cabai. Dalam sekali masak untuk Ayam Pedas cabai rawit merah dibutuhkan sejumlah 25 biji,” terang Yudi, Kamis (8/3/2018) kepada PANTURA7.com.

Beberapa pembeli di warung milik Yudi juga mengaku tak merasakan perbedaan meski hargai cabai meroket terhadap menu yang mereka pesan. Tak hanya jumlah cabainya yang tetap, harganya pun tak berubah. “Satu porsi ayam pedas tetap seharga Rp 9 ribu,” ujar Indah Cahyani, salah seorang pembeli.

Kebijakan serupa juga dilakukan oleh Warung Gedek khas Mie Pedas di Kelurahan Triwung Kidul, Kecamatan Kademangan. Kamal selaku pemilik warung mengatakan, sampai saat ini semua menu khususnya mie masih menyajikan menu sesuai standar sebelumnya meski harga cabai terus naik.

“Meski harga cabai naik drastis tentunya sesuai standar penyajian per produk tanpa berubah karena kuatir juga pelanggan tak jadi beli. Resikonya, kami gak dapat untung mas,” Kamal menjelaskan. (*)

 

 

Penulis : Rahmad Sholeh

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 9 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Gerakkan Ekonomi Warga Senduro

13 Juli 2025 - 14:49 WIB

Kunjungi Jember, Wamentan Dorong Peningkatan Produksi Padi

11 Juli 2025 - 20:41 WIB

Piwadalan di Pura Senduro Lumajang Jadi Simpul Tumbuhnya Ekonomi Inklusif

11 Juli 2025 - 14:20 WIB

Serangan Wereng Meluas, 11 Kecamatan di Lumajang Terancam Gagal Panen

10 Juli 2025 - 09:39 WIB

Stok Beras di Pasar Tanjung Jember Menipis, Pedagang Hanya Andalkan Stok Sisa

9 Juli 2025 - 20:29 WIB

Tak Mampu Tekan HPP, Penggilingan Padi di Pasuruan Pilih Hentikan Produksi

3 Juli 2025 - 18:55 WIB

Pasar Maron Probolinggo Siap Tingkatkan Daya Saing, Jual Produk Olahraga Jadi Daya Tarik Baru

3 Juli 2025 - 15:12 WIB

Trending di Ekonomi