Menu

Mode Gelap
Tiga Tahun Buron, Dua Tersangka Pembunuhan Diringkus Polres Jember Sebulan Lagi Beroperasi, Mensos Gus Ipul Tinjau Kesiapan Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo Dusun Sumberlangsep Lumajang Terisolasi Pasca Banjir Lahar Semeru, Warga Terpaksa Berbelanja di Tengah Sungai Curi iPhone di Jember, Sepasang WNA asal Pakistan Dibekuk Polisi Pencurian Kelapa Berujung Penetapan Tersangka, Oknum LSM di Lumajang Tak Bisa Lagi Kabur dari Hukum Pria di Pasuruan Ditangkap Usai Pertontonkan Alat Kelamin di Instagram Live

Lingkungan · 27 Okt 2021 19:01 WIB

Antisipasi Tsunami, Pantai Selatan Lumajang Ditanami Mangrove


					Antisipasi Tsunami, Pantai Selatan Lumajang Ditanami Mangrove Perbesar

LUMAJANG,- Jajaran gabungan menanam 1.000 bibit pohon mangrove dan 200 pohon cemara di areal bibir Pantai Watu Pecak, Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang, Rabu (27/10/2021).

Penanaman ribuan bibit pohon mangrove dan ratusan pohon cemara itu dilakukan karena Kabupaten Lumajang merupakan wilayah yang dinilai rawan terjadi bencana hidrometeorologi.

Bencana hidrometerologi bisa terjadi akibat cuaca ekstrem. Bisa juga hujan dengan kapasitas air yang sangat tinggi yang berakibat tanah longsor dan gelombang tinggi di kawasan pesisir.

Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengatakan, penanaman mangrove dan cemara merupakan salah satu langkah mitigasi merespon ancaman bencana.

“Lumajang punya benangan 70 kilometer dari Yosowilangun sampai Tempursari. Semua kawasan ini berpotensi gelombang tinggi tsunami mangkannya kami menguatkan masyarakat untuk melakukan mitigasi untuk mengurangi risiko,” kata Wawan.

Selain penanaman bibit-bibit pohon, warga sekitar pantai selatan juga mendapat edukasi cara menyelamatkan diri ketika bencana datang. Para warga diminta lari keluar rumah mencari tempat ketinggian jika merasakan gempa selama 20 detik.

“Gempa kalau sudah melebihi 20 detik segera lari sesuai petunjuk rambu-rambu yang sudah kami pasang di beberapa titik. Pokoknya lari cari tempat ketinggian 20 meter, jangan nunggu peringatan dini,” ujarnya.

Perlu diketahui, ancaman bencana hidrometeorologi sudah menjadi pembahasan para ahli pasca terjadinya gempa bumi pada April 2021 lalu.

Analisis Pusat Studi Gempa Nasional menyebutkan laut selatan Pulau Jawa berpotensi terjadi gempa bermagnitudo tertinggi 8,7 mengakibatkan gelombang tsunami antara 18 meter sampai 22 meter.

Dengan adanya hutan mangrove ini diharapkan akar-akar pohon dapat mengendapkan lumpur sehingga mencegah terjadinya air laut naik ke daratan. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Tanggul Kampung Renteng di Lumajang Rusak, Butuh Perbaikan Segera

11 Mei 2025 - 17:13 WIB

Miris! Jalan Rusak di Plalangan Jember Baru Diperbaiki setelah 20 Tahun

10 Mei 2025 - 22:55 WIB

Masuki Musim Pancaroba, Hujan Masih Mengguyur Kota Probolinggo

9 Mei 2025 - 22:18 WIB

GOR A Yani Bakal Dipercantik, FPTI Kota Probolinggo Pindahkan Wall Climbing

9 Mei 2025 - 15:16 WIB

Amphitheater Ranu Pani Miliaran Rupiah Tak Bermanfaat bagi Lumajang

7 Mei 2025 - 17:10 WIB

Disurvei Pemprov Jawa Timur, Pemkab Probolinggo Berharap Jembatan Rusak Segera Diperbaiki

6 Mei 2025 - 14:19 WIB

Penutupan Tambak Udang Penyebab Limbah Hanya Janji, Warga Surati Pemkab dan DPRD Jember

30 April 2025 - 13:40 WIB

Pemkab Probolinggo Kebut Perbaikan Jembatan Rusak, Gunakan Dana Kedaruratan

28 April 2025 - 20:00 WIB

Lindungi Pengguna Jalan, KAI Jember Pasang Portal di Perlintasan Berbahaya

23 April 2025 - 04:52 WIB

Trending di Lingkungan