Menu

Mode Gelap
Umat Hindu Tengger Rayakan Kuningan, Berharap Dianugerahi Kesehatan dan Keselamatan KAI Daop 9 Jember Tawarkan Sensasi Nikmati Keindahan Alam Diatas Kereta Didampingi Gus Haris, Gubernur Khofifah resmikan SMKN Sukapura di Probolinggo Pelaku Tabrak Lari Pelajar SMK di Pasuruan Ditangkap, Mengaku Takut Dimassa Haru Mardijah, Nenek Berusia 104 Tahun di Jember yang Bakal Naik Haji Kankemenag Kota Probolinggo Bakal Berangkatkan 213 Jamaah Calon Haji, Dilepas Tanggal 26 Mei

Lingkungan · 16 Okt 2021 18:20 WIB

Fenomena Kulminasi, BPBD Minta Warga Perbanyak Konsumsi Air Putih


					Fenomena Kulminasi, BPBD Minta Warga Perbanyak Konsumsi Air Putih Perbesar

PROBOLINGGO,- Sejak beberapa hari ini, wilayah Kabupaten Probolinggo mengalami suhu panas yang tidak biasa. Fenomena itu disebut kulminasi, dimana posisi matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, Sugeng Suprisayoga mengatakan, fenomena kulminasi terjadi sejak sepekan lalu. HAwa panas saat siang hari lebih menyengat meskipun angin berhembus cukup kencang.

“Selain posisi matahari tepat berada di posisi paling tinggi, juga karena masuknya musim pancaroba, dari musim kemarau ke penghujan. Sehingga saat siang hari hawa panas cukup terasa,” ujar Sugeng, Sabtu (16/10/21).

Dari data BPBD, sambungnya, suhu di sejumlah wilayah di Kabupaten Probolinggo terpantau hari ini paling tinggi yakni 33 derajat dengan rata-rata tingkat kelembaban mencapai 55 hingga 95 Relative Huminidy (RH).

Selain itu, lanjut dia, hawa panas yang terjadi di wilayah Kabupaten Probolinggo lebih terasa di wilayah yang berada dekat di kawasan pesisir. Panas yang tidak biasa, biasanya dimulai pukul 11.00 WIB hingga menjelang sore.

“Sampai saat ini kita belum menerima laporan terkait dampak kulminasi ini, namun kita menghimbau masyarakat untuk mengurangi aktifitas dibawah terik matahari. Jika terpaksa gunakan topi dan kacamata hitam, dan juga sering mengkonsumsi air putih untuk mengindari dehidrasi,” imbuh Sugeng.

Diperkirakan, fenomena kulminasi yang terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia ini akan terjadi hingga musim hujan turun. “Fenomena ini terjadi hampir di seluruh Indonesia,” pungkas Sugeng. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Penutupan Tambak Udang Penyebab Limbah Hanya Janji, Warga Surati Pemkab dan DPRD Jember

30 April 2025 - 13:40 WIB

Pemkab Probolinggo Kebut Perbaikan Jembatan Rusak, Gunakan Dana Kedaruratan

28 April 2025 - 20:00 WIB

Lindungi Pengguna Jalan, KAI Jember Pasang Portal di Perlintasan Berbahaya

23 April 2025 - 04:52 WIB

Hippa di Lumajang Keluhkan Efektivitas Dam Boreng

22 April 2025 - 19:41 WIB

Pemkot Probolinggo Segera Tata Ulang Alun-alun, Siapkan Anggaran Rp10 M

18 April 2025 - 09:29 WIB

Warga Khawatir, Tanggul Penahan di DAS Gunung Semeru di Sumberwuluh Terkikis

15 April 2025 - 14:15 WIB

Musim Penghujan di Kota Probolinggo Diprediksi Berakhir Akhir April 2025

15 April 2025 - 02:58 WIB

Jembatan Pajarakan Diperbaiki, ini Jalur Alternatif untuk Hindari Kemacetan

14 April 2025 - 13:23 WIB

Warga Lumajang Menghela Napas Lega, Jalan Rusak 10 Tahun Segera Diperbaiki

13 April 2025 - 14:00 WIB

Trending di Lingkungan