PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Aliansi Sopir Angkot Probolinggo (ASAP) kembali melakukan demo di depan kantor Walikota Probolinggo, Kamis (8/2/2018). Mereka menilai Perwali Probolinggo tentang Larangan Ojek Online (Ojol).
Usaha menolak ojek online beroperasi di Kota Probolinggo tak pernah habis. Untuk kesekian kalinya ratusan sopir yang tergabung dalam ASAP melakukan demo di depan kantor walikota. Para sopir meminta Dishub dan Satpol-PP, bersikap tegas dengan menutup kantor hingga aplikasi ojek online.
Sekali lagi, para pendemo menutup akses Probolinggo-Surabaya dengan memarkir kendaraan angkutan kota (angkot) di sisi selatan jalan PB. Sudirman. Mereka menaruh angkot yang disopirinya, mulai dari depan kantor Walikota hingga di depan rumah dinas Walikota Probolinggo.
Selain itu, mereka berorasi menyuarakan kekecewaan menuding Perwali tentang larangan ojek yang sudah diteken Walikota Probolinggo Rukmini Buchori, tak dijalankan oleh Pemkot. Hingga saat ini, driver ojek online bebas berkeliaran menarik penumpang. Sehingga, sopir merasa dipermainkan oleh Pemkot.
“Kami diminta untuk tidak sweeping, sudah kami turuti. Tapi malah tidak ada kepastian bagi kami. Hukum kok tumpul keatas, ojek itu kan gak ada ijin operasinya, kenapa gak ditindak dan ditutup. Coba cek kendaraan kami, lihat apakah kami pernah nunggak pajak, SIM mati, atau kena tilang? tidak pernah,” kata koordinator Trayek ASAP Mohamad Tohirin.
Kasatpol PP Kota Probolinggo, Sudiman yang menemui para pendemo mengatakan, pihaknya tidak bisa menutup aplikasi ojek online, karena aplikasi itu kantor pusatnya berada di Jakarta. Sedangkan untuk menutup kantor Go-Jek, tidak bisa serta merta menutupnya.
“Sesuai peraturan, kami tidak bisa serta merta melakukannya. Mohon saudara-saudara bersabar, sampai ada kepastian dari kanorr pusatnya di Jakarta,” ujar Sudiman kepada pendemo.
Sementara itu, pihak ASAP juga mengancam akan melakukan aksi sweeping nantinya, jika Pemerintah Kota Probolinggo tidak tegas menyikapi keberadaan ojek online ini. (guf/arf).
Tinggalkan Balasan