SUKAPURA-PANTURA7.com, Sebuah situs purbakala ditemukan di kebun stroberi Dusun Randuagung, Desa Sapikerep, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Situs itu disebut-sebut sebagai peninggalan Kerajaan Singosari.
Situs yang ditemukan dalam galian itu berupa tumpukan batu memanjang. Pada salah satu ujungnya, rakitan batu memanjang menyerupai huruf X, yang diduga sebagai tempat pembakaran mayat pada jaman kerajaan.
Pemerhati sejarah tengger Siswo Winardi memprediksi, situs itu dimanfaatkan warga Tengger Hindu saat masa kejayaan kerajaan Singosari, sekitar tahun 1222 Masehi. Temuan itu, sekaligus menambah koleksi peninggalan benda purbakala lainnya, berupa sebuah prasasti pada 2010 lalu.
“Prasasti itu seperti menunjukkan bahwa di Desa Sapikerep ini terdapat sebuah kadipaten atau pusat pemerintahan,” kata Siswo kepada wartawan, Jum’at (26/2/2021).

Saat pertama kali ditemukan, warga juga menemukan tumpukan abu, yang didapati dalam bongkahan batu. Batu yang diduga hasil kremasi jasad itu, kini disimpan oleh pemerintah desa.
“Abu yang ditemukan disela-sela bongkahan batu memperkuat dugaan bahwa situs itu merupakan tempat pembakaran mayat jaman dahulu,” ujarnya menduga-duga.
Ia memprediksi, masih banyak situs-situs bersejarah di sekitar Desa Sapikerep yang masih terpendam dan belum terkuak keberadaannya. Dengan banyaknya situs, Siswo berharap kawasan itu bisa menjadi wisata sejarah.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Sapikerep Suwandi menyebut, penemuan bongkahan batu itu berawal saat warga melakukan penggalian tanah untuk aset Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), Sabtu (20/2/2021) lalu.
“Tiba-tiba, alat galian menyentuh benda keras, setelah digali lebih dalam ternyata bongkahan batu menyerupai situs. Saya yakin batu-batu benda purbakala,” kata Suwandi.
Temuan itu, menurut Suwandi, sudah dilaporkan ke Pemkab Probolinggo melalui Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan. Untuk sementara, lokasi temuan disterilisasi agar tidak dijamah warga.
“Jadi untuk sementara sembari menunggu penelitian lebih lanjut, area situs kita tutup biar tidak dirusak atau dimasuki warga. Kalau wisata stroberinya ya tetap dibuka,” tandas Suwandi. (*)
Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT