Menu

Mode Gelap
Gempa Magnitudo 1,9 Guncang Tiris Probolinggo, Lima Rumah Warga Rusak Kurang Diminati, Pemkab Probolingggo Bakal Tutup SDN Warujinggo 2 Sound Horeg Kontroversial: Dari Genteng Jatuh hingga Ekonomi Bangkit Tradisi Tak Lekang Waktu, Bhakti Penganyar Jadi Jembatan Budaya Bali dan Jawa Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup Sementara, 17-26 Agustus Investigasi Tuntas, PWI Probolinggo Raya: Tidak Ada Pelanggaran Etik Jurnalis saat Penyegelan Miras di Kraksaan

Lingkungan · 1 Okt 2020 12:01 WIB

TPA Mulai Sesak, Rumah Kompos Dilirik


					TPA Mulai Sesak, Rumah Kompos Dilirik Perbesar

KRAKSAAN-PANTURA7.com, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo mengajak masyarakat memanfaatkan rumah kompos guna menyiasati melimpahnya sampah.

Seruan ini dimaksudkan untuk mengantisupasi agar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tidak penuh. Aplagi di Kabupaten Probolinggo, jumlah TPA hanya satu titik yang terletak di Desa Seboro, Kecamatan Krejengan.

Kepala DLH Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Nurjayadi mengatakan, dengan jumlah penduduk yang mendekati 1,2 juta jiwa, maka produksi sampah setiap hari mencapai ratusan ribu ton sehari. Asumsinya, perhitungan sampah 0,6 persen dari jumlah penduduk.

“Katakanlah di Kabupaten Probolinggo penduduknya 1 juta jiwa, berarti sampahnya bisa mencapai 600 ton dalam sehari. Jadi sampah itu tidak harus diangkut semua ke TPA semua untuk menjaga kapasitasnya,” kata Dwijoko, Kamis (1/10/2020).

Hingga saat ini, lanjut Dwijoko, pihaknya tetap melakukan pengangkutan sampah ke TPA Seboro dengan sebanyak 50 ton setiap hari. Sebagiannya, diangkut ke bebearpa lokasi rumah kompos yang dimiliki DLH.

“600 ton itu termasuk sampah liar, termasuk sampah yang dibuang ke sungai, sampah yang dibakar oleh warga. Kalau yang kami angkut ke TPA rata-ratanya masih 50 ton per harinya,” jelas mantan Camat Maron ini.

Mantan Kasatpol PP ini menambahkan, DLH sudah memiliki 3 rumah kompos. Ketiganya berada di Pasar Kebonagung, Kecamatan Kraksaan, Pasar Maron Kecamatan Maron, dan di TPA Seboro Kecamatan Krejengan.

“Tapi sampah yang kami angkut ke rumah kompos ini hanya sampah organik saja. Kalau sampah anorganik atau non organik, tetap kami angkut ke TPA. Oleh karenanya sampah yang ada tak semuanya harus dibuang ke TPA,” ujar dia. (*)


Editor : Efendi Muhamad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 31 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup Sementara, 17-26 Agustus

18 Juli 2025 - 14:12 WIB

Revitalisasi Pasar Besar Pasuruan Tahap II Dimulai Tahun Ini, Anggaran Capai Rp6,4 Miliar

17 Juli 2025 - 15:38 WIB

Dari Hulu ke Hilir: Menyusun Ekosistem Mitigasi di Tengah Perubahan Iklim

16 Juli 2025 - 12:26 WIB

GOR A. Yani Kota Probolinggo Dirancang jadi Sentra Kuliner, Libatkan 117 PKL

26 Juni 2025 - 17:45 WIB

Tata Ulang Kota, Pemkot Probolinggo Mulai Bongkar Bedak GOR A. Yani

21 Juni 2025 - 20:52 WIB

Abrasi Jebol Gedung Sekolah, Gubernur Khofifah Bangun Bronjong di Kali Kertosono

19 Juni 2025 - 17:11 WIB

Pasca Yadnya Kasada, Polres Probolinggo Kerahkan Personel Bersih-bersih Bromo

14 Juni 2025 - 20:35 WIB

Lahan Pertanian di Lereng Bromo Jarang Tersentuh Pupuk Subsidi, Pemkab Probolinggo Cari Solusi

13 Juni 2025 - 19:16 WIB

Pasca Yadnya Kasada, Satu Ton Sampah Berserakan di Kawasan Bromo

12 Juni 2025 - 16:20 WIB

Trending di Lingkungan