Menu

Mode Gelap
Aksi Pengeroyokan di Gondangwetan, Korban Luka, Pelaku Terjatuh Kecelakaan Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli Polres Probolinggo Gagalkan Peredaran Sabu dan Ratusan Ribu Pil Okerbaya Kemasan Vitamin Ternak Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September Luka Parah Akibat Ledakan Bondet, Maling Motor di Grati Pasuruan Akhirnya Tewas

Lingkungan · 1 Okt 2020 12:01 WIB

TPA Mulai Sesak, Rumah Kompos Dilirik


					TPA Mulai Sesak, Rumah Kompos Dilirik Perbesar

KRAKSAAN-PANTURA7.com, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo mengajak masyarakat memanfaatkan rumah kompos guna menyiasati melimpahnya sampah.

Seruan ini dimaksudkan untuk mengantisupasi agar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tidak penuh. Aplagi di Kabupaten Probolinggo, jumlah TPA hanya satu titik yang terletak di Desa Seboro, Kecamatan Krejengan.

Kepala DLH Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Nurjayadi mengatakan, dengan jumlah penduduk yang mendekati 1,2 juta jiwa, maka produksi sampah setiap hari mencapai ratusan ribu ton sehari. Asumsinya, perhitungan sampah 0,6 persen dari jumlah penduduk.

“Katakanlah di Kabupaten Probolinggo penduduknya 1 juta jiwa, berarti sampahnya bisa mencapai 600 ton dalam sehari. Jadi sampah itu tidak harus diangkut semua ke TPA semua untuk menjaga kapasitasnya,” kata Dwijoko, Kamis (1/10/2020).

Hingga saat ini, lanjut Dwijoko, pihaknya tetap melakukan pengangkutan sampah ke TPA Seboro dengan sebanyak 50 ton setiap hari. Sebagiannya, diangkut ke bebearpa lokasi rumah kompos yang dimiliki DLH.

“600 ton itu termasuk sampah liar, termasuk sampah yang dibuang ke sungai, sampah yang dibakar oleh warga. Kalau yang kami angkut ke TPA rata-ratanya masih 50 ton per harinya,” jelas mantan Camat Maron ini.

Mantan Kasatpol PP ini menambahkan, DLH sudah memiliki 3 rumah kompos. Ketiganya berada di Pasar Kebonagung, Kecamatan Kraksaan, Pasar Maron Kecamatan Maron, dan di TPA Seboro Kecamatan Krejengan.

“Tapi sampah yang kami angkut ke rumah kompos ini hanya sampah organik saja. Kalau sampah anorganik atau non organik, tetap kami angkut ke TPA. Oleh karenanya sampah yang ada tak semuanya harus dibuang ke TPA,” ujar dia. (*)


Editor : Efendi Muhamad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 34 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru

17 September 2025 - 20:06 WIB

Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September

17 September 2025 - 19:52 WIB

Kemarau Basah Picu Risiko Banjir Lahar Semeru, Enam Kecamatan Masuk Zona Rawan

17 September 2025 - 16:25 WIB

Mekarnya Tabebuya di Embong Kembar, Ketika Lumajang Menyulap Diri Jadi Negeri Sakura

12 September 2025 - 13:06 WIB

Longsor Tutup Jalur Lumajang-Malang, Sistem Buka-Tutup Diberlakukan

10 September 2025 - 11:42 WIB

Perkuat Jalur Gumitir, Pemasangan Beronjong di Tikungan Khokap Dikebut

27 Agustus 2025 - 03:35 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Ingatkan Hindari Kawasan Rawan Longsor dan Banjir

21 Agustus 2025 - 20:20 WIB

TRC dan Loader Dikerahkan, BPBD Lumajang Buka Akses Jalan Tertimbun Longsor

20 Agustus 2025 - 14:16 WIB

Jelang Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Warga Protes Kerusakan Hutan di Kawasan Proyek Tol Probowangi

16 Agustus 2025 - 19:55 WIB

Trending di Lingkungan