Menu

Mode Gelap
KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU Toyota Fortuner Terjun ke Sungai di Jalur Wisata Bromo, 2 Orang Luka-luka Masuki Musim Hujan, Polisi Imbau Pengendara Waspada Longsor di Piket Nol Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06 Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

Berita Pantura · 25 Nov 2019 10:12 WIB

Rawan Longsor, Desa Kedung Sumur Dibentuk Jadi Destana


					Rawan Longsor, Desa Kedung Sumur Dibentuk Jadi Destana Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Sejumlah daerah di Kabupaten Probolinggo masuk kategori daerah rawan terdampak bencana alam. Tak ingin kecolongan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat pun melakukan langkah antisipasi.

Kali ini, BPBD melakukan pencegahan di Desa Kedung Sumur, Kecamatan Pakuniran. Berdasarkan pertimbangan topografi, desa tersebut merupakan daerah perbukitan yang berpotensi terjadi bencana alam seperti tanah longsor.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo, Anggit Hermanuadi mengatakan, Desa Kedung Sumur merupakan daerah paling atas yang menjadi hulu sungai di Kecamatan Kraksaan dan Paiton. Sehingga sangat berpotensi menjadi akar bencana banjir bandang dan juga tanah longsor.

“Maka dari itu kami membentuk desa tangguh bencana (Destana, red) di Kedung Sumur, sebagai antisipasi dan untuk melindungi masyarakat sekitar yang merupakan kawasan rawan bencana alam,” kata Anggit, Senin (25/11).

Pembentukan destana kali ini, menurut Anggit, dalam rangka pengurangan resiko bencana (PRB) berbasis masyarakat, yang membutuhkan peran serta masyarakat yang tinggal di pedesaan dalam membentuk destana.

“Sebagai rangkaian pembentukan destana kali ini, kami sudah pasangkan rambu-rambu bencana yang kemudian dilanjutkan dengan simulasi untuk pemahaman rambu-rambu yang sudah kami pasang,” jelasnya.

Dalam pembentukan destana, lanjut Anggit, pihaknya tidak hanya melibatkan 100 personil dari BPBD Kabupaten Probolinggo saja. Tetapi juga melibatkan beberapa komponen masyarakat yang memiliki peranan penting dalam penanggulangan bencana alam.

“Selain melibatkan pemangku kepentingan dalam PRB, kami juga melibatkan pemerintah daerah, sektor swasta, perguruan tinggi, organisasi masyarakat dan kelompok-kelompok lainnya yang peduli,” tuturnya.

Dengan pembentukan destana ini, Anggit berharap bisa meningkatkan kepasitas kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya dan pemeliharaan kearifan lokal bagi pengurangan resiko bencana alam di Kabupaten Probolinggo.

“Maka dari itu, peran masyarakat khususnya kelompok rentan dalam rangka mengurangi resiko bencana alam sangat penting. Semoga hal ini bisa melindungi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana alam,” harap dia. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 31 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Portal Jalan Tambakrejo–Lumbang Ditata Ulang, Mobil Damkar Jadi Tolak Ukur

2 Agustus 2025 - 18:04 WIB

Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan

2 Agustus 2025 - 05:41 WIB

Bupati Tersentuh Nasib Lansia Tinggal di Rumah Tidak Layak di Kunir

1 Agustus 2025 - 20:37 WIB

Gubernur Khofifah Tinjau Sekolah Rakyat Terpadu di Jember, ini Pesannya

31 Juli 2025 - 21:54 WIB

Jalur Lumajang-Malang via Piket Nol Tertutup Longsor di Enam Titik

31 Juli 2025 - 19:36 WIB

Gubernur Khofifah Sebut Gangguan Jalur Laut dan Darat Hambat Distribusi BBM ke Jember

31 Juli 2025 - 16:32 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Imbau Penambang Waspada Banjir di Aliran Sungai Semeru

31 Juli 2025 - 16:05 WIB

Warga Terjebak Banjir Lahar, Pemkab Lumajang Ajukan Normalisasi Sungai Regoyo

31 Juli 2025 - 14:50 WIB

Bakal Dipercantik, Alun-alun Kota Probolinggo Ditutup 5 Bulan

30 Juli 2025 - 16:31 WIB

Trending di Lingkungan