Menu

Mode Gelap
Satreskrim Lumajang Ringkus 2 Pelaku Pengeroyokan Sadis di Bayeman Truk Pecah Ban Tabrak Dua Rumah dan Dua Mobil di Purwosari, Sopir Tewas Cegah Kecelakaan, Polisi Uji Kelayakan Jeep Bromo Secara Gratis Koperasi Desa Merah Putih Lumajang Tuntas Dilegalkan Siap Garap Usaha Sesuai Potensi Desa Polisi Tangkap Pelaku Pembuangan Bayi di Pos Kamling, Ternyata Sepasang Muda-mudi Dibawah Umur Jika Sukses, Koperasi Desa Bisa Tambah PAD hingga 30 Persen untuk Desa

Berita Pantura · 25 Nov 2019 10:12 WIB

Rawan Longsor, Desa Kedung Sumur Dibentuk Jadi Destana


					Rawan Longsor, Desa Kedung Sumur Dibentuk Jadi Destana Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Sejumlah daerah di Kabupaten Probolinggo masuk kategori daerah rawan terdampak bencana alam. Tak ingin kecolongan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat pun melakukan langkah antisipasi.

Kali ini, BPBD melakukan pencegahan di Desa Kedung Sumur, Kecamatan Pakuniran. Berdasarkan pertimbangan topografi, desa tersebut merupakan daerah perbukitan yang berpotensi terjadi bencana alam seperti tanah longsor.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo, Anggit Hermanuadi mengatakan, Desa Kedung Sumur merupakan daerah paling atas yang menjadi hulu sungai di Kecamatan Kraksaan dan Paiton. Sehingga sangat berpotensi menjadi akar bencana banjir bandang dan juga tanah longsor.

“Maka dari itu kami membentuk desa tangguh bencana (Destana, red) di Kedung Sumur, sebagai antisipasi dan untuk melindungi masyarakat sekitar yang merupakan kawasan rawan bencana alam,” kata Anggit, Senin (25/11).

Pembentukan destana kali ini, menurut Anggit, dalam rangka pengurangan resiko bencana (PRB) berbasis masyarakat, yang membutuhkan peran serta masyarakat yang tinggal di pedesaan dalam membentuk destana.

“Sebagai rangkaian pembentukan destana kali ini, kami sudah pasangkan rambu-rambu bencana yang kemudian dilanjutkan dengan simulasi untuk pemahaman rambu-rambu yang sudah kami pasang,” jelasnya.

Dalam pembentukan destana, lanjut Anggit, pihaknya tidak hanya melibatkan 100 personil dari BPBD Kabupaten Probolinggo saja. Tetapi juga melibatkan beberapa komponen masyarakat yang memiliki peranan penting dalam penanggulangan bencana alam.

“Selain melibatkan pemangku kepentingan dalam PRB, kami juga melibatkan pemerintah daerah, sektor swasta, perguruan tinggi, organisasi masyarakat dan kelompok-kelompok lainnya yang peduli,” tuturnya.

Dengan pembentukan destana ini, Anggit berharap bisa meningkatkan kepasitas kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya dan pemeliharaan kearifan lokal bagi pengurangan resiko bencana alam di Kabupaten Probolinggo.

“Maka dari itu, peran masyarakat khususnya kelompok rentan dalam rangka mengurangi resiko bencana alam sangat penting. Semoga hal ini bisa melindungi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana alam,” harap dia. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 34 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Koperasi Desa Merah Putih Lumajang Tuntas Dilegalkan Siap Garap Usaha Sesuai Potensi Desa

22 September 2025 - 14:31 WIB

Jika Sukses, Koperasi Desa Bisa Tambah PAD hingga 30 Persen untuk Desa

22 September 2025 - 13:39 WIB

Kemeriahan Batik In Motion 2025 Kota Probolinggo; Mengangkat Potensi, Kenalkan Batik Kanekrembang

21 September 2025 - 13:50 WIB

Kala Khofifah Turun Ke Sungai Legundi Probolinggo, Bersihkan Sampah Bersama Warga

20 September 2025 - 19:45 WIB

Finis di Posisi Tiga, Jember Raih 11 Medali di MTQ XXXI Jawa Timur

20 September 2025 - 16:50 WIB

Pemkab Lumajang Tanggung Biaya Perawatan Korban Kecelakaan, Bupati Langsung Kunjungi RS

19 September 2025 - 18:53 WIB

Mantab! 5.831 Honorer di Situbondo Diangkat jadi PPPK Paruh Waktu

19 September 2025 - 13:35 WIB

Lumajang Beradaptasi dengan Efisiensi Anggaran, Fokus pada Pembangunan Infrastruktur

18 September 2025 - 19:00 WIB

Pembangunan Tak Boleh Molor, DPRD Lumajang Kawal Serapan Anggaran Hingga Tuntas

18 September 2025 - 16:56 WIB

Trending di Pemerintahan