Menu

Mode Gelap
Tanpa Riuh, Pemuda asal Tambakrejo Probolinggo Juarai Asian Muaythai Championship 2025 di Vietnam Pemilu Nasional dan Pilkada Dipisah, Tantangan Baru bagi Partai Politik Tersangka TKI Ilegal Akui Dapat Untung Rp2 Juta per Korban Polisi Sita Uang Rp24 Juta dalam Kasus Pengiriman TKI Ilegal di Pasuruan Olah TKP Pelemparan Bondet di Sumberejo Probolinggo, Polisi Terjunkan Anjing Pelacak Dituduh Punya Ilmu Santet, Lansia di Sumberejo Probolinggo Dilempari Bondet

Nasional · 22 Okt 2019 06:02 WIB

Santri Era Industri 4.0 Harus Inovatif dan Adaptif


					Santri Era Industri 4.0 Harus Inovatif dan Adaptif Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Hari Santri Nasional (HSN) 2019 dirayakan meriah di seluruh penjuru tanah air. Apel dan upacara hari santri menghiasi pesantren, instansi pemerintahan hingga lingkungan kantor aparat penegak hukum.

Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, pun tak ketinggalan menggelar apel besar memperingati HSN ke 5, pada Selasa (22/10). Apel dimulai sekira pukul 07.30 Wib, secara serentak di 3 titik berbeda.

Tiga titik itu meliputi halaman Pondok Pesantren Zainul Hasan, halaman P5 Pesantren Zainul Hasan, dan halaman Pondok Puteri Hafshawaty Zainul Hasan. Pengasuh pesantren, KH. Muhammad Hasan Mutawakkil Allallah, memimpin langsung jalannya apel.

“Tahun ini kaum santri dan pendidikan pesantren dapat penguatan kembali melalui pengesahan undang-undang pesantren. Diharapkan melalui undang-undang ini santri dan pendidikan pesantren dapat menguatkan peran dan kontribusinya melalui fungsi pesanten dan dalam pemberdayaan masyakarat,” kata Kiai Mutawakkil saat membacakan amanah Ketua Umum PBNU.

Pengasuh PZH Genggong, KH. Moh Hasan Mutawakkil saat memimpin apel besar HSN 2019. (Foto : Kominfo PZH Genggong for P7.com)

Dalam amanah itu, dijelaskan pula bahwa santri di era perkembangan industri 4.0 harus kreatif, inovatif dan adaftif. “Santri dituntut untuk mengembangkan argumen moderat, kontekstual dan kompatibel dengan semangat membangun simbiosis islam dan kebangsaan,” tutur Kiai Mutawakkil.

Selain itu, imbuh Kiai Mutawakkil, santri tidak boleh kehilangan jati dirinya, berupa ciri sikap ahlakul karimah dan senantiasa menjunjung tinggi kiai. Karena menurutnya, santri adalah insan yag berahlak pesantren dengan kiai sebagai simbol.

“Meskipun santri telah melanglang buana menempuh pendidian ke manca negara, ia tidak boleh melupakan jadi dirinya,” begitu pesan yang dibacakan Kiai Mutawakkil. (*)


Penulis : Moh. Ahsan Faradies
Editor : Efendi Muhammad


Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pupuk Teknologi Biochar Hasil Inovasi Pemuda Lumajang Raih Penghargaan Nasional

30 Juni 2025 - 06:06 WIB

Otsuka Group Luncurkan Program ‘Mental Ease at Workplaces’, Apa itu?

26 Juni 2025 - 17:05 WIB

Senator Ning Lia Dukung Program Kuliah Gratis Pemkab Probolinggo, Dorong Perlakuan Khusus bagi Difabel

22 Juni 2025 - 16:09 WIB

Menteri Kebudayaan dan Bupati Probolinggo Dikukuhkan Jadi Warga Kehormatan Suku Tengger

11 Juni 2025 - 08:27 WIB

Mentan Amran Serukan Peran Bulog dan Pemerintah dalam Stabilkan Produksi Padi Nasional

10 Juni 2025 - 15:48 WIB

150 Ton Tebu per Hektar, Target Ambisius atau Terlalu Idealis

10 Juni 2025 - 12:45 WIB

Gus Hilman Dukung Program 5 Ribu Doktor Kemendiktisaintek, Syaratnya Transparan dan Akuntabel

4 Juni 2025 - 08:30 WIB

Menteri Perdagangan Lepas Ekspor Strategis dari Pasuruan ke China.

3 Juni 2025 - 20:30 WIB

Presiden Prabowo Hibahkan Sapi Kurban bagi Warga Kota Probolinggo, Bobotnya Hampir 1 Ton

3 Juni 2025 - 17:44 WIB

Trending di Nasional