Menu

Mode Gelap
Kankemenag Kota Probolinggo Bakal Berangkatkan 213 Jamaah Calon Haji, Dilepas Tanggal 26 Mei Jadi Tuan Rumah Pesta Miras yang Tewaskan 2 Orang, Kades Temenggungan Ngaku Tidak Tahu Kasus PMK di Probolinggo, 51 Ekor Sapi Terpapar, 2 Mati, 9 Sembuh Kunjungan Industri Dinilai Penting Bagi Siswa SMK, ini Beberapa Alasannya Singa Betina TWSL Kota Probolinggo Bunting, Kandang Mulai Disterilkan Bupati Lumajang Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Luar Negeri

Nasional · 22 Okt 2019 06:02 WIB

Santri Era Industri 4.0 Harus Inovatif dan Adaptif


					Santri Era Industri 4.0 Harus Inovatif dan Adaptif Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Hari Santri Nasional (HSN) 2019 dirayakan meriah di seluruh penjuru tanah air. Apel dan upacara hari santri menghiasi pesantren, instansi pemerintahan hingga lingkungan kantor aparat penegak hukum.

Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, pun tak ketinggalan menggelar apel besar memperingati HSN ke 5, pada Selasa (22/10). Apel dimulai sekira pukul 07.30 Wib, secara serentak di 3 titik berbeda.

Tiga titik itu meliputi halaman Pondok Pesantren Zainul Hasan, halaman P5 Pesantren Zainul Hasan, dan halaman Pondok Puteri Hafshawaty Zainul Hasan. Pengasuh pesantren, KH. Muhammad Hasan Mutawakkil Allallah, memimpin langsung jalannya apel.

“Tahun ini kaum santri dan pendidikan pesantren dapat penguatan kembali melalui pengesahan undang-undang pesantren. Diharapkan melalui undang-undang ini santri dan pendidikan pesantren dapat menguatkan peran dan kontribusinya melalui fungsi pesanten dan dalam pemberdayaan masyakarat,” kata Kiai Mutawakkil saat membacakan amanah Ketua Umum PBNU.

Pengasuh PZH Genggong, KH. Moh Hasan Mutawakkil saat memimpin apel besar HSN 2019. (Foto : Kominfo PZH Genggong for P7.com)

Dalam amanah itu, dijelaskan pula bahwa santri di era perkembangan industri 4.0 harus kreatif, inovatif dan adaftif. “Santri dituntut untuk mengembangkan argumen moderat, kontekstual dan kompatibel dengan semangat membangun simbiosis islam dan kebangsaan,” tutur Kiai Mutawakkil.

Selain itu, imbuh Kiai Mutawakkil, santri tidak boleh kehilangan jati dirinya, berupa ciri sikap ahlakul karimah dan senantiasa menjunjung tinggi kiai. Karena menurutnya, santri adalah insan yag berahlak pesantren dengan kiai sebagai simbol.

“Meskipun santri telah melanglang buana menempuh pendidian ke manca negara, ia tidak boleh melupakan jadi dirinya,” begitu pesan yang dibacakan Kiai Mutawakkil. (*)


Penulis : Moh. Ahsan Faradies
Editor : Efendi Muhammad


Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Batik dan Bordir Lumajang Unjuk Pesona di Ajang Batik Bordir Aksesoris Fair 2025

1 Mei 2025 - 16:06 WIB

Tiga Terdakwa Ganja Divonis 20 Tahun Penjara

30 April 2025 - 09:46 WIB

Bromo Marathon Kembali Digelar pada September 2025, Ratusan Peserta Sudah Mendaftar

26 April 2025 - 16:21 WIB

AMSI Jatim Gelar Rakerwil, Bahas Inovasi Bisnis Media dan Keamanan Serangan Siber

24 April 2025 - 12:08 WIB

Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan, Gus Hilman Dicurhati soal Infrastruktur hingga Pelajar Putus Sekolah

21 April 2025 - 19:17 WIB

Kebijakan soal Pajak ‘Dikuliti’, Gubernur Khofifah Beberkan Prinsip Keadilan Fiskal

19 April 2025 - 16:29 WIB

Lahan untuk Program 3 Juta Rumah di Lumajang Belum Terpetakan

14 April 2025 - 14:03 WIB

Kiai Hasan Genggong, Ulama Sejuta Karomah dengan Jejak Spiritual Mendalam

10 April 2025 - 22:15 WIB

Berburu Barokah, Ribuan Jemaah Hadiri Haul Kiai Hasan Genggong ke-72

10 April 2025 - 16:48 WIB

Trending di Religi & Pesantren