Menu

Mode Gelap
Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Ingatkan Hindari Kawasan Rawan Longsor dan Banjir Wamenaker Immanuel Ebenezer Terjaring OTT KPK, Diduga Terkait Pemerasan K3 Revitalisasi Alun-alun Gagal, Pemkot Probolinggo Akan Tender Ulang Polisi Inisiasi Gerakan Pangan Murah di Probolinggo, 44 Ton Beras Ludes Warga Desa Tempuran Pasuruan Geruduk Kantor Kecamatan, Tuntut Kades Mundur Era Digital, Pramuka Diminta Jadi Penjaga Kebenaran dan Etika Siber

Nasional · 22 Okt 2019 06:02 WIB

Santri Era Industri 4.0 Harus Inovatif dan Adaptif


					Santri Era Industri 4.0 Harus Inovatif dan Adaptif Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Hari Santri Nasional (HSN) 2019 dirayakan meriah di seluruh penjuru tanah air. Apel dan upacara hari santri menghiasi pesantren, instansi pemerintahan hingga lingkungan kantor aparat penegak hukum.

Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, pun tak ketinggalan menggelar apel besar memperingati HSN ke 5, pada Selasa (22/10). Apel dimulai sekira pukul 07.30 Wib, secara serentak di 3 titik berbeda.

Tiga titik itu meliputi halaman Pondok Pesantren Zainul Hasan, halaman P5 Pesantren Zainul Hasan, dan halaman Pondok Puteri Hafshawaty Zainul Hasan. Pengasuh pesantren, KH. Muhammad Hasan Mutawakkil Allallah, memimpin langsung jalannya apel.

“Tahun ini kaum santri dan pendidikan pesantren dapat penguatan kembali melalui pengesahan undang-undang pesantren. Diharapkan melalui undang-undang ini santri dan pendidikan pesantren dapat menguatkan peran dan kontribusinya melalui fungsi pesanten dan dalam pemberdayaan masyakarat,” kata Kiai Mutawakkil saat membacakan amanah Ketua Umum PBNU.

Pengasuh PZH Genggong, KH. Moh Hasan Mutawakkil saat memimpin apel besar HSN 2019. (Foto : Kominfo PZH Genggong for P7.com)

Dalam amanah itu, dijelaskan pula bahwa santri di era perkembangan industri 4.0 harus kreatif, inovatif dan adaftif. “Santri dituntut untuk mengembangkan argumen moderat, kontekstual dan kompatibel dengan semangat membangun simbiosis islam dan kebangsaan,” tutur Kiai Mutawakkil.

Selain itu, imbuh Kiai Mutawakkil, santri tidak boleh kehilangan jati dirinya, berupa ciri sikap ahlakul karimah dan senantiasa menjunjung tinggi kiai. Karena menurutnya, santri adalah insan yag berahlak pesantren dengan kiai sebagai simbol.

“Meskipun santri telah melanglang buana menempuh pendidian ke manca negara, ia tidak boleh melupakan jadi dirinya,” begitu pesan yang dibacakan Kiai Mutawakkil. (*)


Penulis : Moh. Ahsan Faradies
Editor : Efendi Muhammad


Artikel ini telah dibaca 9 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kertas dari Pelepah Pisang di Lumajang Tembus Pasar Jakarta

18 Agustus 2025 - 09:12 WIB

Bandara Notohadinegoro Kembali beroperasi, Tiket Jember–Jakarta Hanya Rp1,3 Jutaan

17 Agustus 2025 - 21:09 WIB

Perdana, Presiden Prabowo Pimpin Upacara HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Istana Merdeka

17 Agustus 2025 - 19:01 WIB

Hadiah Kemerdekaan ke-80 RI, Warga Jember Kini Bisa Terbang Langsung ke Jakarta

17 Agustus 2025 - 17:31 WIB

Bersarung dan Berkopiah Merah Putih, Santri Lumajang Upacara Hari Kemerdekaan

17 Agustus 2025 - 12:17 WIB

Marsda Fajar Adriyanto Dimakamkan di Probolinggo

4 Agustus 2025 - 16:20 WIB

Marsda Anumerta Fajar Adriyanto Dimakamkan di Probolinggo

4 Agustus 2025 - 09:54 WIB

KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim

3 Agustus 2025 - 17:04 WIB

Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU

3 Agustus 2025 - 16:41 WIB

Trending di Nasional