Menu

Mode Gelap
Musik Keras Sound Horeg, Hiburan apa Gangguan? ini Kata Pakar Psikologi Curanmor saat Salat Jum’at di Sentul Probolinggo Digagalkan, Dua Pelaku Ditangkap Korban Terakhir Perahu Pemancing di Perairan Lekok Ditemukan, Operasi SAR Dinyatakan Selesai Motor Karyawan Cafe Digondol Maling, Pelaku Dua Sejoli yang Nyaru jadi Pembeli Mayat Pria Asal Madiun Ditemukan di Saluran Sungai Sukodermo Pasuruan Gempa Magnitudo 1,9 Guncang Tiris Probolinggo, Lima Rumah Warga Rusak

Regional · 17 Jul 2019 08:49 WIB

Krisis Air, Warga Manfaatkan Air ‘Kali Bokong’


					Krisis Air, Warga Manfaatkan Air ‘Kali Bokong’ Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Musim kemarau panjang membuat sebagian warga Desa Bulujaran Kidul, Kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo memanfaatkan air sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sebab sumber mata air seperti sumur dan hulu sungai, kering sehingga tidak dapat mengeluarkan air akibat kemarau panjang. Setiap hari, warga mengambil air dari sungai yang lazim disebut ‘Kali Bokong’ menggunakan jeriken berukuran 25 liter.

“Ya setiap hari ambil air disini (sungai, red). Sumur dan pet tidak ada airnya,” kata warga setempat, Iskandar (31) saat sedang merendam jeriken untuk mengisi air, Rabu (17/7/2019).

Namun air yang diambil dari aliran anak sungai pekalen ini, jelas Iskandar, bukan untuk dikonsumsi. Melainkan digunakan untuk memenuhi kebutuhan mandi, mencuci pakaian dan minum hewan ternak.

Warga Desa Bulujaran Kidul, Kecamatan Tegalsiwalan saat mengambil air dari Kali Bokong untuk memenuhi kebutuhan air. (Foto : Moh. Rochim)

“Kalau untuk minum, kita beli seharga Rp 30 ribu untuk 20 jeriken. Kadang air sungai, juga saya beli kalau tidak sempat ambil sendiri. Hargabya Rp 20 ribu per 20 jeriken,” paparnya.

Dikatakan Iskandar, ia dan warga lain sadar bahwa air yang diambil dari sungai tak layak pakai. Selain keruh dan tak jarang bersampah, juga menjadi ‘WC’ umum bagi warga yang bermukim di sepanjang bantaran Kali Bokong.

“Ya mau gimana lagi, disini sulit cari air. Mudah-mudahan saja ada bantuan air dari pemerintah,” harap Iskandar.

Hal senada disampaikan tetangga Iskandar, Bambang (42). Menurutnya, krisis air membuatnya sangat hemat menggunakan air. Dengan 5 anggota keluarga, ia menghabiskan sedikitnya 10 jeriken berisi 25 liter air per hari.

“Itu cukup untuk mandi satu kali, cuci pakaian sama kebutuhan minum ternak. Kalau untuk minum dan masak, ya kita beli mas. Tetapi kita sudah biasa, sudah bertahun-tahun begini,” tuturnya. (*)

 

Penulis : Moh. Rochim
Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 20 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Ada Festival Nusantara 2025 di Jember, Perkuat Branding Surga Kopi dan Tembakau

17 Juli 2025 - 19:17 WIB

Masih Bingung Tiket Kereta Api untuk Anak? Begini Aturannya

17 Juli 2025 - 11:24 WIB

Pedang Pora Sambut Kedatangan AKBP M. Wahyudin Latif di Polres Probolinggo

14 Juli 2025 - 16:40 WIB

PCNU Lumajang Tegaskan Sebagai Mitra Kritis dan Konstruktif Pemerintah

13 Juli 2025 - 18:02 WIB

Dua Pos Perlintasan KA Segera Dibangun di Kademangan Kota Probolinggo

12 Juli 2025 - 14:48 WIB

Temui Wali Kota, KPU Kota Probolinggo Minta Hibah Kantor

7 Juli 2025 - 19:25 WIB

Penumpang Libur Sekolah Melonjak, KAI Daop 9 Jember Sediakan 170.868 Kursi Perjalanan.

24 Juni 2025 - 19:09 WIB

Dua Pekan, 1.320 Orang di Kabupaten Probolinggo Langsungkan Pernikahan

17 Juni 2025 - 22:28 WIB

Pemotongan Hewan Kurban di Probolinggo Libatkan 243 Desa, Tahun Depan Target Sapu Bersih

15 Juni 2025 - 16:29 WIB

Trending di Regional