PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Uji coba relokasi parkir di kawasan Pasar Baru, Kota Probolinggo tidak sepenuhnya diterima semua lapisan masyarakat. Terbukti, relokasi parkir berimbas pada pendapatan toko di areal larangan parkir menurun.
Kondisi tersebut terpantau PANTURA7.com pada Rabu (20/2/2019). Sejumlah pemilik toko mengaku kecewa terkait pemindahan lokasi parkir. Soalnya, meski gawe Dinas Perhubungan (Dishub) itu bisa mengaurai kemacetan tapi berakibat menurunkan angka penjualan sejumlah toko.
Salah satu yang mengeluh, Kartini (66), pemilik toko kelontong ini mengaku, omzet penjualannya merosot. Dikatakan calom pembeli yang biasanya bisa parkir di depan tokonya, kini beralih ke toko yang dekat dengan lokasi parkir baru.
“Saya tahu kalau niatnya agar tidak macet, tapi efeknya ke toko saya. Akhirnya pelanggan saya parkir jauh dan beli ke toko lain. Ya walaupun tidak semua, tapi itu terasa,” katanya.
Hal senada disampaikan pemilik toko kain, Gito Suharto, jika biasanya sampai 15 pengunjung di pagi hari, itu masih setengahnya. “Ya berefek ke kita, berkurang pendapatan kami,” ucapnya.
Tak hanya efek pemasukan, relokasi yang masih uji coba itu, tak banyak diketahui masyarakat. Sehingga masih dijumpai warga yang memarkir kendaraannya di areal terlarang.
“Saya tidak tahu kalau dilarang parkir di depan toko. Karena tadi tidak ada petugas sehingga kami parkir saja,” kata Sri Suhartini, warga Kanigaran.
Kendati menimbulkan pro dan kontra, kemacetan di kawasan Pasar Baru mulai berkurang. Arus lalin terlihat lancar dengan relokasi parkir, larangan bongkar muat pada pagi hari termasuk larangan angkutan umum yang ngetem. (*)
Penulis: Rahmad Soleh
Editor: Ikhsan Mahmudi
Tinggalkan Balasan