Pasuruan, – Pemerintah Kota Pasuruan resmi menetapkan status siaga darurat bencana menyusul tingginya angka kejadian bencana sepanjang tahun 2025. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), tercatat sebanyak 193 peristiwa bencana terjadi di wilayah Kota Pasuruan.
Penetapan status siaga tersebut dituangkan dalam Keputusan Wali Kota Pasuruan Nomor 100.3.3.3/283/423.011/2025 tentang Status Siaga Darurat Bencana Banjir, Puting Beliung, dan Rob. Status siaga diberlakukan selama 150 hari, terhitung hingga 16 April 2026 mendatang.
Walikota Pasuruan, Adi Wibowo mengatakan, kebijakan ini diambil sebagai langkah antisipasi untuk memperkuat kesiapsiagaan lintas sektor dalam menghadapi potensi bencana. Dalam keputusan itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Pasuruan ditunjuk sebagai komandan tanggap darurat.
“Kami memerintahkan perangkat daerah, lembaga, atau instansi yang terkait penanganan bencana untuk mengoptimalkan fasilitas yang dimiliki serta selalu siaga dan berkoordinasi dengan BPBD,” ujar Adi, Senin (22/12/2025).
Sementara itu, Kasi Kedaruratan BPBD Kota Pasuruan, Anang Sururin, menyampaikan bahwa sebagian besar kejadian bencana sepanjang 2025 dipicu oleh cuaca ekstrem. Dari total 193 peristiwa, sebanyak 105 kejadian berupa pohon tumbang serta kerusakan rumah warga akibat angin kencang.
“Selain itu, tercatat 36 kejadian banjir dan 56 peristiwa kebakaran yang tersebar di sejumlah wilayah Kota Pasuruan,” ujar Anang.
Ia menjelaskan, berdasarkan peta sebaran kejadian, Kecamatan Bugul Kidul dan Panggungrejo menjadi wilayah dengan frekuensi bencana tertinggi, masing-masing mencatat lebih dari 50 kejadian. Disusul Kecamatan Gadingrejo dengan sekitar 40 kejadian dan Kecamatan Purworejo sekitar 30 kejadian bencana.
Anang menambahkan, BPBD telah menindaklanjuti keputusan wali kota dengan meningkatkan kesiapsiagaan, baik dari sisi personel maupun peralatan, serta melakukan penguatan kapasitas sumber daya manusia.
“Kami juga menyiapkan posko siaga. Selama status masih siaga, posko ditempatkan di kantor BPBD. Jika status meningkat menjadi darurat, posko akan didirikan di titik-titik rawan banjir. Namun kami berharap kondisi tersebut tidak terjadi,” pungkasnya. (*)












