Lumajang, – Sebanyak 94 siswa SDN 2 Supiturang kini harus menjalani proses belajar mengajar di tenda darurat setelah sekolah mereka hancur diterjang erupsi Gunung Semeru pada 19 November 2025.
Sebelumnya, para siswa sempat belajar di SDN 1 Supiturang sejak Senin (24/11/2025), namun dalam seminggu mereka pindah ke tenda darurat milik Kemendikdasmen.
Menurut Ali Kriswanto, guru SDN 2 Supiturang, alasan pemindahan ke tenda darurat adalah permintaan orangtua yang keberatan dengan jarak tempuh terlalu jauh bila anak-anak belajar di SDN 1 Supiturang.
“Pertama kami kemarin bergabung ke SDN 1 Supiturang, kemudian pindah ke tempat di atas ini karena permintaan orang tua, karena dekat dengan rumah,” kata Ali, Jumat (5/12/2025).
Untuk diketahui, sekolah darurat ini dibangun di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo.
Meski berada cukup dekat dengan Gunung Semeru, Ali menyebut, lokasi sekolah darurat relatif aman untuk sementara waktu.
“Insya Allah lebih aman untuk sementara, ada 94 siswa di sekolah darurat ini,” tambahnya.
Namun, proses belajar di tenda darurat tidak sepenuhnya nyaman. Salah satu siswa, Vina kelas V mengaku, terganggu dengan suara kendaraan yang lalu lalang, dingin, dan banyak siswa belajar dalam satu tenda besar.
Tiga kelas belajar bersama dalam satu tenda, sehingga konsentrasi mereka menjadi terganggu, terutama menjelang ujian.
“Tidak nyaman, dingin, dan kurang konsentrasi. Yang guru jelaskan kadang tidak bisa masuk, padahal ini mau ujian,” keluh Vina.
Ia berharap pemerintah segera membangun sekolah baru yang aman dari bencana erupsi.
“Harapannya dibuatkan sekolah baru yang aman dari erupsi Semeru,” tutup Vina. (*)













