Jakarta,- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo mencatatkan sejarah baru dalam peta upaya pencegahan korupsi di tanah air.
Daerah yang pernah heboh akibat kasus korupsi dan dinasti politik itu, diganjar penghargaan khusus oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI.
Kategorinya, menjadi satu-satunya pemerintah daerah di Indonesia pada tiga kategori sekaligus dalam Pariwara Anti Korupsi 2025, yang diselenggarakan lembaga anti rasuah itu.
Apresiasi bergengsi tersebut diserahkan dalam puncak acara Pariwara Anti Korupsi dan ACFFEST 2025 di Taman Ismail Marzuki Jakarta, Jumat (28/11/2025).
Apresiasi ini sebagai bentuk pengakuan atas strategi komunikasi publik yang efektif dalam menyuarakan integritas.
Penghargaan khusus ini diberikan lantaran Pemkab Probolinggo dinilai memiliki komitmen paripurna dalam kampanye antikorupsi.
Keunikan prestasi ini terletak pada kemampuan Pemkab Probolinggo menyapu bersih nominasi papan atas di tiga lini kategori, yakni Kategori Media Konvensional, Kategori Media Digital, dan Kategori Media On Ground Activation.
Capaian ini menempatkan Pemkab Probolinggo sebagai daerah dengan strategi kampanye paling komprehensif, mengungguli daerah lain yang umumnya hanya menonjol di satu atau dua kategori saja.
Bupati Probolinggo, Gus dr. Mohammad Haris, hadir secara langsung di Jakarta untuk menerima penghargaan tersebut. Di atas panggung sambil menggenggam trofi anugerah, Gus Haris membuktikan bahwa Probolinggo kini tengah bertransformasi menjadi barometer integritas daerah.
Usai menerima penghargaan, Gus Haris menekankan bahwa prestasi ini adalah momentum untuk meninggalkan kebiasaan buruk di masa lalu dan membangun fondasi baru yang lebih bersih.
“Kami ingin melepas dan menghapus budaya lama. Budaya tanpa korupsi harus ditanam sejak dini,” kata orang nomor 1 di Kabupaten Probolinggo itu.
Gus Haris menyebut, pemberantasan korupsi bukan sekadar penindakan hukum, melainkan pembangunan karakter yang harus dimulai dari akar rumput demi terciptanya daerah yang makmur dan sejahtera.
“Kita tidak akan bisa menjadi daerah yang Baldatul Toyyibatun Wa Rabbun Ghofur, serta menjadi daerah yang berkah-sejahtera jika tidak menularkan budaya anti korupsi ini pada seluruh lapisan masyarakat,” beber Gus Haris. (*)













