Jember,- Di wilayah pesisir selatan Kabupaten Jember, tepatnya di Kecamatan Puger, kehidupan warga tak lepas dari laut.

Kawasan ini dikenal sebagai pusat perdagangan ikan yang menjadi tumpuan ekonomi bagi banyak keluarga nelayan.

Diantara mereka, ada perempuan tangguh bernama Napia (60), yang sudah lebih dari 40 tahun berdagang ikan di pasar setempat.

Setiap hari, Napia memulai aktivitas sejak dini hari. Ia menanti kapal nelayan yang baru pulang membawa hasil tangkapan.

Kapal besar biasanya berlayar hingga seminggu, sedangkan perahu kecil berangkat sore dan kembali pagi hari.

Advertisement

“Kalau tangkapan banyak, pembeli ramai. Sekarang sedang sepi, tapi rezeki itu tetap ada,” ujar Napia, Minggu (19/10/25).

Cuaca dan kondisi laut sangat memengaruhi harga ikan. Saat ombak tinggi atau angin kencang, hasil tangkapan menurun, sementara harga ikan justru naik.

Ikan tuna misalnya, kini dijual antara Rp25.000 hingga Rp27.000 per kilogram, dari harga normal Rp20.000. “Harga naik, tapi pembeli malah berkurang,” tambahnya.

Meski penghasilannya tidak selalu stabil, Napia tetap bertahan. Baginya, berdagang ikan bukan hanya soal mencari nafkah, tapi juga bentuk cinta pada kampung halaman.

“Saya lahir di Puger, besar di sini. Tidak pernah terpikir untuk pindah,” katanya dengan senyum.

Selama empat dekade berdagang, Napia menyaksikan banyak perubahan di kawasan pasar ikan. Dulu tempat itu dikenal kumuh dan berbau, kini lebih tertata dan bersih.

“Sekarang jauh lebih nyaman. Kami juga ikut menjaga kebersihan bersama pedagang lain,” tuturnya.

Kini, sekitar seratus pedagang beraktivitas di kawasan itu. Mereka bersama-sama menjaganya tanpa harus terikat organisasi formal.

Meski begitu, Napia berharap pemerintah daerah lebih memperhatikan pengembangan pasar ikan di Puger.

“Harapan saya, tempat ini makin maju dan bisa menarik banyak pengunjung. Kalau pasar ramai, semua pedagang ikut senang,” tutupnya penuh harap. (*)

Editor: Mohammad S

Komentar Ditutup! Anda tidak dapat mengirimkan komentar pada artikel ini.